Pada kesempatan lain Telkom University melakukan pengabdian masyarakat di Puskesmas Bekasi untuk mengembangkan strategi pencegahan gizi buruk dengan memanfaatkan teknologi artificial intelligence. Identifikasi data historis tinggi dan berat badan balita akan diproses menjadi Data Sistem Intelligent yang akan diimplementasikan ke dalam bentuk AI sehingga muncul hasil klasifikasi gizi berdasarkan data balita yang diperoleh. Tel-U sadar bahwa nantinya akan banyak sektor sosial yang bergantung pada transformasi digital dari perguruan tinggi.
Seperti yang kita tahu, kini umat manusia telah mendominasi spesies-spesies lainnya dikarenakan manusia mempunyai kelebihan untuk berpikir. Penemuan artificial intelligence, robot-robot, dan penemuan mutakhir lainnya pada dasarnya berpatok pada kecerdasan manusia. Sayangnya, manusia terlalu ambisius untuk menciptakan mesin-mesin tersebut hingga AI sudah terlampau cerdas sampai-sampai mampu mengevaluasi dan meng-update dirinya secara mandiri. Kini hampir semua pekerjaan manusia dapat tergantikan oleh AI. Hal ini beresiko pada kesenjangan sosial dan pengangguran struktural dikarenakan otomatisasi pekerjaan manusia oleh mesin maupun robot.
AI memang perpanjangan tangan manusia supaya kita tak perlu melakukan kegiatan yang berulang, namun bukan berarti menjadikan manusia malas sehingga semua pekerjaannya tergantikan. Manusia terlalu ambisius untuk menciptakan mesin yang dapat berpikir, namun lupa untuk mengevaluasi pendidikan pada masyarakatnya. Maka di saat seperti inilah sikap bijak diperlukan.
Ayo #RaihMasaDepanmu bersama Telkom University!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H