Stress merupakan masalah umum dalam kehidupan saat ini. Dari perspektif neurobiologi, stres merupakan sistem adaptif yang terus menerus menilai dan berinteraksi secara fisik, fisiologis, atau psikososial, dengan lingkungan. Ketika sistem stres ini kelebihan beban, dampak kesehatan yang negatif dapat terjadi. Stres tidak hanya mempengaruhi status kesehatan mental seseorang, tetapi juga ditandai dengan respons fisik tubuh yang, tergantung pada jenis dan lamanya paparan, dapat menyebabkan efek jangka pendek seperti peningkatan tekanan darah, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan tekanan darah, detak jantung dan pernapasan, peningkatan kewaspadaan, atau efek jangka panjang seperti, gangguan neurogenesis hipokampus, gangguan kognitif dan memori.
Magnesium merupakan kation penting yang terlibat dalam banyak fungsi dalam sistem saraf pusat, termasuk transmisi dan transduksi sinyal intraseluler. Beberapa penelitian telah menunjukkan kegunaannya dalam penyakit neurologis dan kejiwaan. Saat ini, kekurangan magnesium juga merupakan kondisi umum di kalangan masyarakat yang dapat meningkatkan risiko penyakit kesehatan fisik dan mental seiring berjalannya waktu. Sebagai catatan, gejala kekurangan magnesium dan stres sangat mirip, yang paling umum adalah kelelahan, mudah tersinggung, dan kecemasan ringan.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kurangnya magnesium, diantaranya yaitu pola makan, pola tidur, dan penggunaan obat-obat tertentu. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan kesehatan mental, salah satunya adalah stress. Defisiensi magnesium yang parah jarang terjadi, namun defisiensi laten kronis tampaknya umum terjadi pada masyarakat umum dan bahkan lebih banyak lagi pada mereka yang menderita sejumlah penyakit kronis atau stress.
Lalu, bagaimana cara mencegahnya? Hal itu dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung magnesium. Kacang-kacangan, polong-polongan, sereal utuh, dan buah-buahan memiliki kandungan magnesium tertinggi dari semua makanan. Produk berbahan dasar kopi atau kakao juga mungkin mengandung magnesium dalam jumlah besar, sedangkan ikan, daging, dan susu memiliki jumlah magnesium dalam jumlah sedang. Selain pola makan, kita juga harus memperhatikan pola tidur dan kebiasaan hidup guna mencegah stress itu sendiri. Karena, stress juga bisa mengakibatkan defisiensi magnesium. Maka dari itu, siklus tersebut seringkali disebut sebagai 'lingkaran setan'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H