Sebagai mahasiswa, kita pastinya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya karya ilmiah. Karya ilmiah merupakan laporan yang ditulis dan diterbitkan berdasarkan hasil penelitian yang di susun secara sistematis dengan mengikuti metodologi ilmiah, kaidah, dan etika keilmuan yang di lakukan oleh seseorang ataupun kelompok.
   Dalam membuat karya ilmiah tentunya kita harus mengetahui bagaimana tahap, serta langkah – langkah yang harus di lakukan agar penulisan karya ilmiah kita lebih baik dan diakui oleh orang lain. Berikut merupakan beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam penulisan karya ilmiah, diantaranya:
1. Â Â PratulisÂ
   Tahapan pertama dalam penulisan karya ilmiah yaitu membuat pratulis. Pada tahap ini penulis harus mempersiapkan, mengumpulkan, serta mempertimbangkan hal – hal yang akan dituangkan dan dimasukan ke dalam karya ilmiah. Berikut, hal yang perlu disiapkan diantaranya yaitu:
- Memilih topik serta tema yang menarik dan memiliki kejelasan sentral.
- Menentukan judul karya ilmiah.
- Mengumpulkan bahan dengan cara melakukan surfei langsung (Nonpustaka) ataupun hanya bersumber dari jurnal maupun buku (Pustaka).
- Membuat outline paragraf atau outline topik.
2. Â Penulisan
   Apabila tahapan awal pratulis sudah selesai dibuat, selanjutnya penulis bisa melanjutkan pada tahap pembuatan karya ilmiah. Ada beberapa pedoman yang bisa menghasilkan sebuah karya ilmiah yang jelas, diantaranya:
- Pilihlah kalimat yang jelas, sederhana dan mudah dimengerti oleh banyak kalangan.
- Pilih kata yang umum dikenal.
- Hindari penggunaan kata yang ambigu dan multitafsir.
- Hindari kata – kata yang tidak perlu.
- Gunakan istilah – istilah yang dapat menggambarkan isi dari tulisan, agar pembaca bisa mendeskripsikannya.
- Kaitkan bahasan dengan pengalaman pembaca.
- Mengaranglah untuk mengungkapkan isi dan pendapat, bukan untuk mengesankan.
Selain itu, ada juga bebapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan Alinea/paragraf yaitu:
- Awali paragraf dengan pokok pikiran atau gagasan utama
- Pokok pikiran harus didukung oleh kalimat subordinat.
- Kalimat ketiga memberi keterangan lebih lanjut atau mengomentari isi dari kalimat kedua.
- Memiliki sikap ilmiah (punya rasa ingin tahu, berpikiran kritis dan terbuka, objektif, menghargai karya orang lain, mempertahankan kebenaran).
3. Â Revisi Dan PenyuntinganÂ
   Setelah pembuatan karya ilmiah selesai, penulis sebaiknya melakukan tahap revisi untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam penulisan karya ilmiah. Dengan memerhatikan teks yang sekiranya akan dirubah, serta merevisi apabila ada konteks umum yang tidak sesuai atau tidak mengandung makna.
   Lalu setelah itu, penulis melanjutkan pada tahap penyuntingan untuk memeriksa kembali keseluruhan teks agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan. Seperti mengecek kembali ejaan, tatabahasa, gaya penulisan, serta kebenaran fakta yang dituliskan ke dalam karya ilmiah.
4. Â Publikasi
  Setelah melakukan proses penyuntingan, tahapan terakhir dari penulisan karya ilmiah adalah dengan mempublikasikannya kepada media massa maupun secara tatap muka. Keberanian penulis diperlukan dalam mempublikasi karya nya. Karena, karya ilmiah yang sudah selesai tidak bisa di sebut sebagai karya ilmiah jika tidak mendapat pengakuan dari orang lain.
Dengan penjelasan diatas, mahasiswa diharapkan dapat memahami serta menghasilkan karya ilmiah yang baik dan sistematis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H