Pendidikan di Indonesia, saat ini sudah berjalan selama dua semester lebih secara daring. Dari pertengahan bulan Maret 2019 sampai sekarang yang masih ada beberapa sekolah melaksanakan pendidikan secara daring, dan ada pula yang sudah melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Di Universitas Jambi (UNJA) sudah ada beberapa yang melaksanakan perkuliahan secara tatap muka, yaitu khususnya semester awal dan akhir (semester 2 dan 8). Mengapa hanya semester awal dan akhir saja? Dikarenakan semester awal mahasiswa baru, jadi banyak membutuhkan bimbingan dosen serta sama pula dengan semester akhir yang banyak membutuhkan bimbingan untuk skripsinya. Sedangkan mahasiswa yang semester 3 dan 6 perkuliahannya dilaksanakan secara daring untuk mengurangi penyebaran covid 19 di Indonesia.
Beberapa universitas di Indonesia, pada awal tahun ajaran baru yaitu bulan Agustus atau September akan melaksanakan pembelajaran tatap muka. Namun ada pro dan kontra didalam kebijakan ini. Jika di lihat pada pendapat yang pro mendukung akan pembelajaran tatap muka saat tahun ajaran baru ini, dikarenakan banyaknya ketertinggalan pembelajaran dan banyak pula gangguan yang didapat saat pembelajaran daring. Pendapat yang kontra atau belum setuju akan pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran baru ini di karenakan masih banyak korban serta pasien covid yang banyak berjatuhan, ada pula beberapa masyarakat yang baru di vaksin malahan tumbang dan meninggal dikarenakan vaksin covid 19 yang di suntikkan tersebut. Jadi, jika pada tahun ajaran 2021/2022 ini dilaksanakan pembelajaran tatap muka maka sebaiknya diberlakukan pembatasan serta perhatian lebih terhadap kesehatan lingkungan serta warga disekolah dan kampus.
Tahun ajaran baru 2021/2022 di Universitas Jambi (UNJA) belum ada kebijakan yang menyatakan pembelajaran secara tatap muka atau daring. Pasti ada kebijakan yang lebih baik dari pihak kampus dalam menentukan sistem pembelajaran di UNJA. Jika sistem pembelajarannya secara tatap muka atau laring maka banyak hal yang harus di perhatikan pihak kampus. Yang terpenting yaitu mematuh protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, memakai masker, menjaga interaksi dengan yang lainnya, tersedianya tempat cuci tangan umum di tiap sudut ruangan agar memudahkan anggota kampus menjaga kebersihan diri, serata tidak lupa membawa hand sanitizer atau yang sudah tersedia di kampus. Apabila protokol kesehatan sudah terlaksana dengan baik, maka pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran baru ini dapat terlaksana dengan baik.
Apabila pada tahun ajaran baru ini masih terlaksana secara daring, maka banyak hal yang harus di perbaiki untuk pembelajaran daring. Banyak keluhan dari peserta didik yang mengatakan bahwa pembelajaran daring ini lebih banyak pemberian tugas daripada pemberian materi pembelajaran. Peserta didik yang harusnya dapat ilmu dari mencerna pembelajaran yang di ajarkan pendidik, namun yang didapat hanya lelah mengejar tugas yang menumpuk serta yang dirasakan banyak penat dari ilmu yang harusnya didapatkan. Kuota yang dari pemerintah  pun banyak yang disalahgunakan peserta didik, jangan pula sepenuhnya menyalahkan peserta didik terhadap pemakaian kuota yang tidak pada tempatnya. Kuota yang dari pemerintah sering kali mengalami gangguan serta banyak aplikasi yang tidak dapat di akses dari kuota pemerintah ini, jadi banyak hambatan yang didapat saat pemakaian kuota dari pemerintah, sehingga banyak peserta didik yang membeli kuota sendiri dan banyak tidak terpakainya kuota dari pemerintah ini.
Maka, pada tahun ajaran baru 2021/2022 banyak pertimbangan kebijakan yang harus dapat diputuskan oleh lembaga pendidikan. Di sekolah-sekolah Indonesia sudah ditetapkan bahwasanya bulan Juli 2021 sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka. Namun tidak di beberapa universitas, masih ada yang belum memastikan bahwa tahun ajaran baru ini dilaksanakan secara tatap muka atau masih daring. Di Universitas Jambi (UNJA) belum ada kepastian tahun ajaran baru ini secara daring atau tatap muka. Harapan saya keputusan yang di ambil dari pihak kampus dapat berjalan dengan baik. Jika pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka, maka protokol kesehatan di kampus harus dapat terpenuhi serta terjaganya kebersihan lingkungan kampus. Apabila pembelajaran masih terlaksana secara daring, maka sistem pembelajaran lebih di tingkatkan lagi seperti pemberian materi pembelajaran dari dosen serta efektif dan efisiensi pembelajaran daring yang harusnya dapat lebih baik lagi kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H