Mohon tunggu...
Fidel Dapati Giawa
Fidel Dapati Giawa Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Nulis dangkadang, tergantung mood

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saat Denny Indrayana Pake 'Jurus Nenek Pikun'

6 Februari 2015   08:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:44 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Denny Indrayana datang berlagak pahlawan saat hubungan KPK-Polri memanas untuk ketigakalinya. Serta merta ia menuding Presiden Jokowi sembari memuji bosnya mantan Presiden Soesilo Bambang Yoedhoyono (SBY). "Dulu  SBY menyelesaikan masalah, sekarang Jokowi yang jadi pemicu masalah", kata Denny dengan enteng.

Mudah sekali seorang Denny Indrayana mengambil kesimpulan atas kemelut yang terjadi sembari menuding Presiden pula. Padahal apa yang terjadi saat ini adalah juga buah pekerjaan Denny -- dan tentunya pemerintahan SBY.

Apakah Denny lupa, bahwa pada tahun  2010 saat mencuat isu rekening gendut Pati Polri, salah satu tugasnya adalah menangani dan menyelesaikan isu tersebut dalam kapasitasnya sebagai Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum? Lalu apa yang dihasilkan oleh Denny dengan satgasnya? Apa pula yang telah dilakukan oleh pemerintahan SBY terkait masalah itu? Masyarakat tak pernah tahu apa hasil atau capaian Satgas dan pemerintahan SBY terkait isu rekening gendut itu. Denny lupa pada kenyatan ini, atau dia ingat tapi menggunakan 'jurus nenek pikun' semata untuk mendiskreditken pemerintahan saat ini.

Justru yang terjadi saat itu adalah, ICW (Indonesia Corruption Watch) yang kali ini menjadi sekutu Denny saat menuding Preisen Jokowi,  melontarkan kritik pedas bahwa Satgas Pemberantasan Mafia Hukum gagal ungkap rekening gendut polri (link nya di  sini). Bukankan ini berarti bahwa apa yang terjadi sekarang sebenarnya merupakan letupan dari efek endapan yang ditinggalkan oleh pemerintahan SBY dengan Satgas Anti Mafia Hukum dimana Denny Indrayana adalah salah satu pentolannya?

Jika saja Denny ingat akan peran yang pernah dilakoninya dalam mengrus dan menata negeri ini, khususnya dalam masalah hukum, seharusnya ia tak gegabah menuduh. Apa yang sedang terjadi sekarang adalah buah dari pekerjaannya yang tak selesai. Atau persoalan rekening gendut Polri pada saat itu memang sengaja dibuat mengambang, agar menjadi batu sandungan bagi pemerintahan berikutnya? Agar seorang Denny tetap bisa eksis menjadi komentator yang kritis terhadap pemerintahan?

Entah apa sebab tugas memantau dan menyelesaiakn isu itu tak tuntas oleh Satgas Anti Mafia Hukum saat itu, kita tak pernah tahu. Yang kita tahu adalah bahwa Denny Indrayana adalah bagian dari tugas yang tak selesai itu, yang efeknya kita saksikan saat ini.

Semoga saja pemerintahan Jokowi-JK segera mendapat ilham untuk menyelesaikan ketegangan KPK-Polri ini secara paripurna, seperti kata iklan: menyelesaikan masalah tanpa masalah. Aamiiin.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun