Kau nyalakan api di atas tungku kepala beku
Kau sulut sumbu amarah dengan mesiu berbalut dusta
Bumbu-bumbu masa lalu yang kelam
Kau tarik masuk ke dalam selimut kemunafikan
dan kau kunyah dengan dalih-dalih logika dan persamaan
Bagaimana bisa kau samakan Aldi dan Nina?
Sedangkan mereka berbeda?
Lalu tak kau acuhkan segala rasa dan amarah yang menyesak dalam dada
Kau acuhkan rasa yang kupunya dengan balut logika penuh bias
Tak cukup sekali, tak cukup dua kali, dan terus kau ulangi
Sedang aku di sini duduk menahan panas membara menyaksikan cinta yang terbelah....
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!