Tersulut hatiku membaca tulisan salah seorang Kompasianer, Muji Harjo malam ini berjudul: UOB Buana Harap Berjiwa Kesatria dengan Menyerahkan Buronan Debt Collector ke Polisi. Saya teringat postingannya beberapa bulan yang lalu berupa gambar foto ronsen tengkorak yang retak setelah dianiaya penagih utang kartu kredit.
Ternyata saudara kita sesama Kompasianer masih berjibaku menyibak rimba hukum untuk mencari keadilan. Polisi pun tak berdaya membantunya menjemput keadilan. Jangankan untuk mencari dan menemukan buronan. Bahkan untuk memaksa bank dan perusahaan debt collector untuk menyerahkan identitas buronan yang mereka pekerjakan, pun polisi tak bisa. Apakah polisi sedang bersandiwara dengan pihak bank dan perusahaan debt collector atau memang si buronan demikian saktinya. Tak mungkinlah polisi tak bisa menggunakan upaya paksa terhadap bank maupun perusahaan debt collector untuk meminta identitas si buronan. Bank maupun perusahaan debt collector pasti memilikinya karena mereka pernah mempekerjakan si buronan.
Kemacetan proses hanya dimungkinan oleh persekongkolan jahat antara bank dengan kepolisian. Makanya, begitu membaca tulisan Bung Muji saya langsung tautkan ke akun face book Divisi Humas Mabes Polri serta ke berbagai group face book. Hanya itulah yang bisa saya lakukan sebagai bentuk empati terhadap perjuangan Bung Muji, sang Kompasianer pencari keadilan.
Lalu, kenapa pula saya musti repot-repot posting lagi sebuah tulisan di kompasiana ini? Karena saya ingin mengajak rekan-rekan kompasianers semua, sebagai sebuah keluarga untuk bisa ambil bagian dalam perjuangan bung Muji menggapai keadilan. Karena di kompasiana ini pula kebetulan ia mencatatkan jeritannya. Dan, tentunya sebelum mengajak tetangga akan lebih baik kalau anggota keluarga sendiri bisa diajak berjuang bersama.
Kasus Muji Harjo ini tentunya sebuah kesempatan bagi warga kompasianers untuk bisa saling bantu dan saling menyemangati. Sebagaimana Pak Dian Kelana pernaha menyeru warga kompasiana untuk turun tangan mengatasi kesulitan salah seorang sahabat kompasianers. Sebagaimana warga kompasiana pernah saling bergandengan dan bertaut kata memberi dukungan spirit bagi warga kompasiana yang sakit.
Jika bisa saling menyeru ke arah kebaikan dan bisa saling bahu membahu menggapai keadilan, tentunya kita bisa membawa semangat itu di tengah masyarakat yang sakit. Karena sesungguhnya seringkali terjadi bahwa kejahatan merajalela bukan karena kuatnya para penjahat melainkan karena orang-orang baik sering kali tidak peduli.
Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk saudara kita Muji Harjo? Setidaknya kita bisa membagi dan sebarkan tulisannya ke berbagai pihak, mengingatkan orang-orang atau lembaga yang terjangkau akses jaringan kompasianers sehingga yang berkompeten seperti polri dan Bank Indonesia bisa lebih peduli memberi solusi keadilan.
Mari bergandengan tangan. Jangan biarkan ia sendirian mencari keadilan.
Salam Kompak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H