Alkisah, sekelompok suadara sekandung bersekongkol membuang adik mereka yang bungsu karena merasa iri dan dengki pada saudara bungsu mereka. Rencana jahat itu dilakukan dengan meninggalkan si bungsu dalam sebuah sumur yang biasa dilalui para pedagang lintas batas. Si Bungsu kemudian ditemukan oleh seorang saudagar yang melintas dan kemudian dijadikan hak miliknya yang lalu diperjualbelikan sebagai budak. Maklumlah, pada jaman itu belum ada konvensi internasional tentang Hak Azasi Manusia, sehingga orang diperlakukan layaknya barang. Demikian pula nasib si bungsi yang satu ini, dianggap sebagai barang temuan dan dijadikan sebagai objek dagang.
Dalam mata rantai jual beli itu akhirnya si Bungsu jatuh ke tangan pembesar Negeri Mesir. Si Bungsu yang menanjak remaja ini ternyata memancarkan pesona, dan mungkin ini pula yang membuat saudaranya iri sehingga bersekongkol membuangnya. Tapi di mata istri pembesar Negeri Mesir, pesona si Bungsu ini bukannya bikin iri malah bikin siperempuan ganjen ingin mencicipi.
Istri pembesar Negeri Mesir yang ganjen ini menggunakan berbagai cara mengajak si bungsu naik ranjang, namun si Bungsu yang kuat iman tak hendak. Hingga pada suatu kali istri ganjen mencoba memaksa dengan ancaman, tapi tak mempan juga. Mungkin karena sudah lama tak diberi oleh suami, si istri ganjen tak tahan lagi sehingga ia mencoba dengan kekerasan menyeret si Bungsu ke atas ranjang, namun si Bungsu berhasil melepaskan diri dari cengkerangan tangan penuh nafsu si istri ganjen.
Para istri pembesar Negeri Mesir jaman dahulu mungkin tak beda dengan istri pembesar Negeri Nusantara jaman kini. Sementara suami sibuk bersekongkol mempergendut rekening, para istri menyibukkan diri dalam pergaulan sosialita. Nah, kisah si istri ganjen yang gagal memerkosa si bungsu ini juga menjadi gunjingan di kalangan sosialita Negeri Mesir.
Untuk mengklarifikasi dan meminta permakluman lingkungan sosialitanya, si istri pembesar yang ganjen tidak mengundang infotainment, ia malah mengundang sahabat-sahabat sosialitanya melakukan semacam dinner di rumahnya. Pada saat para selebritis dan kalangan sosialita ini berkumpul, tuan rumah yang ganjen ini meminta si Bungsu tampil dengan dalih membawakan sesuatu kepadanya. Sesaat kemudian yang terjadi adalah para sosialita terperangah, bahkan ada yang tengah mengupas mangga tanpa sadar menyayat tangan sendiri. Mungkin ada juga yang mencubit rekan di sebelahnya sampai bersimbah darah sangkin gemesnya melihat si Bungsu. Mungkin juga ada yang hampir menelan garpu....
Dari apa yang mereka saksikan dan alami, mereka memaklumi kegilaan si istri ganjen sang sahabat para sosialita. Maka mereka tak lagi menyalahkan sang sahabat. Diam-diam mereka semua sepakat bahwa jika mereka ada di posisi si istri pembesar maka mereka akan melakukan hal yang sama dan memiliki hasrat yang sama terhadap si Bungsu. Hati kecil mereka tanpa sadar menimpakan kesalahan pada pesona si Bungsu. Maka ketika pihak istana mendengar skandal memalukan ini dan meminta pertanggungjawaban demi tertib sosial maka semua sepakat bahwa yang dituding sebagai terdakwa adalah si Bungsu. Maka si Bungsu yang memesona pun dijebloskan ke dalam penjara.
Singkat cerita, si Bungsu masuk penjara sampai suatu saat pihak istana menyadari kekhilafannya dan memulihkan harkat dan martabat si Bungsu. Bahkan mengangkat si Bungsu sebagai penasehat istana. Bersamaan dengan itu terjadi wabah kelaparan yang menimpa negeri-negeri tetangga Mesir. Berkat kearifan si Bungsu sebagai penasehat kerajaan, Negeri Mesir berhasil mengantisipasi bahaya kelaparan yang melanda banyak negeri, tak terkecuali negeri dimana si Bungsu berasal.Pada saat kakak-kakak yang pernah membuangnya datang bermaksud membeli bahan pangan ke Negeri Mesir ternyata si Bungsu masih ingat wajah para kakak yang sudah mulai menua dan mulai kepayahan karena kekurangan makan. Para kakak sendiri telah lupa wajah si adik bungsu mereka yang pernah mereka buang dan tak menyangka bahwa adik bungsu yang mereka buang itu telah menjadi pembesar di negeri yang makmur di tengah wabah kelaparan yang menimpa dunia. Si Bungsu tak menyimpan dendam, dan setelah ia memperkenalkan diri sebagai adik bungsu yang pernah terbuang iapun memberi bahan makanan buat ayahnya dan saudaranya di kampung halaman yang sedang dilanda kelaparan.
Kisah di atas adalah adaptasi kisah Nabi Yusuf tersurat baik dalam Alkitab agama Kristen maupun Alquran yang merupakan kitab suci agama Islam
***
Alkisah di Negeri Antahbrantah bernama Nuswantara, seorang istri bernama Nunun didakwa dimuka pengadilan dengan tuduhan bahwa ia telah menyuap para pembesar negeri. Sebelum ia dihadapkan dimuka pengadilan si terdakwa ini sempat bertahun-tahun berada di mancanegara. Berbeda dengan kisah si Bungsu yang berada di Mancanegara karena dibuang oleh para saudara kandungnya, Nunun berada di mancanegara tak jelas latarbelakang dan tujuannya. Sebagian warga mengatakan ia ada di mancanegara untuk berobat karena mengidap penyakit lupa, sedangkan sebagian lagi mengatakan bahwa ia sedang melancong. Sampai pada suatu ketika ia dinyatakan buron oleh para punggawa hukum di Negeri Nusantara. Bertahun kemudian barulah ia berhasil dibawa pulang dan kemudian di adili.
Pada sidang perdana dimana Nunun sebagai terdakwa, pengacara meminta agar Majelis Hakim yang mulia berkenan memberi penangguhan penahanan kepada terdakwa. Permohonan itu ditimpali pula dengan alasan bahwa terdakwa pada dasarnya bukan tidak suka ditahan. Menurut pengacara yang pintar itu, terdakwa sebenarnya mau saja ditahan karena terdakwa ingin mendapatkan kemuliaan dengan meneladani Nabi Yusuf yang rela ditahan walalupun Sang Nabi tidak bersalah. Alasan satu-satunya kenapa terdakwa tidak ingin ditahan adalah perlu berobat karena penyakit yang dideritanya.