Mohon tunggu...
Fidel Dapati Giawa
Fidel Dapati Giawa Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Nulis dangkadang, tergantung mood

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Diplomasi Tinja

29 Agustus 2010   17:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:36 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_243406" align="alignright" width="200" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Sejarah diplomasi akan tambah seru, dan mata kuliah pada jurusan Hubungan Internasional mungkin akan bertambah satu SKS yakni: Diplomasi Tinja. Belakangan ini hubungan indonesia-malaysia cukup panas dan sedang tarik ulur. Bermula dari kasus penangkapan nelayan oleh petugas Kementrian Kelauatan dan Perikanan Republik Indonesia, kemudian dicegat oleh polisi laut Malaysia dan menangkap tiga orang petuas KKP. Setelah memanas melaui pemberitaan akhirnya tujuh orang nelayan malysia yang ditangkap petugas Indonesia dilepas, begitu pula dengan tiga orang petugas Kementrian Kelauatan dan Perikanan Indonesia. Persoalan antar negara selesai. Persoalan politik dalam negeri memanas karena Menlu memantah barter antara petugas KKP dengan maling ikan. Diwarnai pula dengan isu bahwa petugas KKP tersebut diperlakukan bagaikan penjahat di malaysia. Ternyata Menlu Marty Natalegawa 'memaklumi' (bahasa standar diplomasi) tindakan malaysia terhadap petugas resmi pemerinah RI tersebut. Sedangkan DPR dan banyak pihak di Indonesia tidak setuju dengan sikap 'memaklumi' Tuan Menlu yang dianggap terlalu lembek dan tidak ada upaya memulihkan harga diri bangsa yang petugasnya diperlakukan bak maling tersebut. Sebagai seorang diplomat ulung, Menlu Marty berhasil bersialt lidah di rapat dengan pendapat DPR. Akan tetapi rakyat yang telah mendengar dari berbagai pemberitaan bagai mana polisi Malaysia memperlakukan petugas Indonesia, tidak terima. Aksi demonstrasi dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat. Termasuk juga di keduataan besar malaysia di Jakarta. Beberapa hari setelah melakukan kebohongan publik saat menjelaskan proses tukar menukar pencuri ikan dari malaysia dengan petugas KKP Republik Indonesia, akhirnya Marty Natalegawa mengirim nota protes diplomatik kepada pemerintah malaysia melalui Kedubesnya di Jakarta. Hal ini dilakukan Menlu setelah banyak desakan dari berbagai pihak di dalam negeri serta semakin terbukanya fakta yang semula ia sembunyikan bahwa petugas KKP RI ternyata diperlakukan secara tak senonoh. Akan tetapi nota protes diplomatik tersebut tak ditanggapi malaysia. Tanggapan dan reaksi balik barulah datang dari pemerintahan Malaysia setelah kantor Kedubes Malaysia dilempar tinja oleh kelompok Demonstran bernama Bendera (Benteng Demokrasi Rakyat). Memang taklah elok perbuatan melempar tinja itu. jangankan dalam mengekspresikan hubungan antar negara, antar orang pribadi saja sangat tidak elok. Bahkan membicarakan tinja saja orang pada tak suka. Apa lagi dijadikan sebagai alat penyampai pesan diplomatik. Namun ternyata Malaysia baru bereaksi setelah dilempar tinja. Terlepas bahwa reaksinya tak membuahkan solusi, tak jua mencari titik temu penyelesaian, bahkan malah memperuncing hubungan. Akan tetapi ternyata bahwa tinja lebih cepat mendapatkan jawaban dari pada nota protes diplomatik yang resmi. Ya, begitulah kalau pemrintah telah tak berfungsi dan tak dianggap maka masyarakat akan menemukan bentuk kreatifnya sendiri dalam menyampaikan keinginan dan perasaan. Rupanya pemerintahan Indonesia tak dianggap, sehingga nota protes diplomatik tak perlu ditanggapi. Belum terprediksi bagaimana kedua pemerintahan menyikapi 'pesan tinja' ini. Entah bermuara pada perang, hubungan yang meruncing, atau justru menciptakan momentum agar kedua pihak duduksemeja membahas dan merajut kembali kemesraan hubungannya. Kemana pun alurnya kelak, maka permasahan tinja ini telah ambil bagian dalam hubungan diplomatik, khususnya dalam konteks hubungan RI-Malaysia. Tentunya, - sebagaimana disebut di awal tulisan ini - perkara tinja dalam diplomasi ini akan menjadi studi yang menarik buat para diplomat, mahasiswa HI, dan mungkin juga para peminat hukum internasional. Selamat mengamati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun