Mohon tunggu...
Fidel Dapati Giawa
Fidel Dapati Giawa Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Nulis dangkadang, tergantung mood

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Balik Kesunyian Calon Independen Gubernur Jabar

31 Desember 2012   05:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:45 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika mereka bersaing terbuka beradu populer dengan para artis, Dikdik-Cecep tahu diri bahwa popularitas bukan ranah mereka jika dibanding dengan para artis yang sudah malang melintang di dunia publikasi. Dikdik adalah seorang polisi yang besar di dunia reserse dimana pekerjaannya justru menuntutnya tidak sembarangan melakukan ekspose diri ke publik. Sedangkan Cecep yang birokrat tulen dengan jabatan terakhir sebagai Sekretaris Daerah di Kabupaten Indramayu ranah pekerjaannya tidak menuntutnya untuk rajin tampil di publik, terlebih mengingat bahwa bosnya (Yance, mantan bupati Indramayu dua periode yang saat ini tampil sebagai salah satu Cagub) lebih berkepentingan tampil di publik dari pada dirinya.

Adalah sesuatu yang tak terduga bahwa kemudian Cecep tampil menjadi salah satu kandidat dalam Pilgub Jabar bersaing dengan mantan bosnya yang dikenal cukup powerfull selama berkuasa di Indramayu. Powerfull-nya mantan Bupati Yance terlihat dari keberhasilannya mewariskan jabatan bupati kepada Istrinya, dan salah seorang anaknya duduk sebagai anggota DPRD Propinsi Jawa Barat dari partai yang dipimpinnya, Partai Golkar.

Kemungkinan Keempat

Kemungkinan keempat ini adalah sekedar dugaan yang bertolak dari teori konspirasi: Dikdik-Cecep telah diplot sebagai calon jadi oleh skenario besar tingkat nasional. Asumsi saya, Pilgub Jabar adalah bagian dari persiapan menuju event Pilpres 2014. Tidak rampungnya agenda reformasi adalah indikasi bahwa konspirasi antar elit (lama maupun baru) masih terus bergumul dalam setiap momentum politik.

Bukanlah suatu kebetulan bahwa pada masa-masa menjelang tahapan Pilgub Jabar terdapat dua kandidat dari anggota Polri yang mengincar posisi Jabar 1. Selain Dikdik sempat muncul nama Komjen Nanan Sukarnan yang saat itu hingga kini menjabat sebagai Wakapolri. Lalu, ada pula purnawirawan Polri Irjen purn. Dedi Darnadi yang memegang tampuk kendali Dewan Pengurus Wilayah Partai Amanat Nasional (DPW PAN) Jawa Barat. Bisa jadi, setelah Jawa Timur dipegang oleh mantan birokrat sebagai Gubernur, sedangkan Jawa Tengah dipegang oleh purnawirawan TNI, DKI telah dipegang oleh duet pribumi-keturunan, serta Banten telah dipegang pula oleh unsur kekuatan lama, maka bagi pelaku konspirasi tentu sulit keberatan menitipkan Jawa Barat kepada unsur Polri.

Dalam ranah konspirasi ini, SBY mungkin orang pertama yang setuju menyerahkan Jabar kepada unsur Polri. Disamping sikapnya yang selalu akomodatif, tentu ia juga berutang banyak kepada kepolisian yang selalu berani pasang badann menghadang badai opini negatif terhadap SBY. Katakanlah misalnya isu terorisme yang menjadikan SBY sebagai sasaran menjelang Pilpres 2009, Polri dalam hal ini Densus adalah institusi yang menjadi bemper SBY. Rasa terimakasih SBY terhadap Polri diperlihatkan dengan memberi jabatan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) kepada Jenderal Polisi (purnawirawan) Soetanto pada era kepemimpinan SBY yang kedua.

Keempat kemungkinan tersebut hanyalah sekedar perkiraan semata berdasarkan pengamatan di permukaan. Apa yang tejadi sesungguhnya di balik kesunyian kandidat independen pada Pilgub Jabar 2013 masih perlu terus dicermati hingga beberapa hari menjelang hari H pemilihan dan pengumuman hasilnya. Namun catatan singkat yang perlu ditinjau kembali adalah bahwa pada Pilkada Jabar 2008 hasil survey menunjukkan bahwa pemenang potensial bersaing antara pasangan Agum-Nu'man dan pasangan Iwan-Dani. Akan tetapi sebagaimana warga Jabar mahfum justru yang tampil sebagai pemenang adalah Ahmad Heryawan-Dede Yusuf, pasangan yang justru tidak disebut-sebut oleh hasil survey. Mari kita lihat apakah popularitas artis bisa dipatahkan pada Pilkada Jabar 2013. Selamat menyaksikan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun