Mohon tunggu...
Nabil Razqa
Nabil Razqa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan pada UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) dengan jurusan Sistem Informasi Kelautan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pemeliharaan Lebih Mudah dengan Akuarium Berbasis Internet of Things

4 Mei 2024   08:04 Diperbarui: 4 Mei 2024   08:20 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Seminar Dinamika Informatika Universitas PGRI Yogyakarta

 Ikan hias air tawar cukup banyak dipelihara oleh Masyarakat Indonesia, jenis-jenisnya diantaranya seperti, ikan guppy, ikan cupang, ikan neon tetra, ikan algae tetra dan masih banyak lagi jenis ikan yang lainnya. Banyaknya pemelihara ikan guppy dikarenakan ikan jenis ini mudah dipelihara dan memiliki variasi warna yang sangat indah. Selain itu, ada ikan neon tetra yang juga banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia. Ikan neon tetra memiliki garis tubuh yang terlihat mencolok dan menyala, keunikan ini yang menyebabkan ikan neon tetra banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia.

 Komponen penting untuk pemeliharaan ikan hias memiliki 2 kunci penting, yaitu pemberian pakan dan pH suhu air. Pemberian pakan bisa dikatakaan menjadi kunci penting untuk keberhasilan dalam pemeliharaan, ini dikarenakan ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan pemeliharaan ikan hias. Temperatur pH pada air kolam juga berpengaruh terhadap organisme yang ada pada aquarium tersebut, peningkatan dan penurunan suhu air aquarium yang tidak sesuai dengan kondisi ikan akan menyebabkan ikan mengalami kesulitan melakukan proses mobilisasi energi.

 Permasalahan pada pemberian pakan dan permasalahan air dalam pemeliharaan ikan hias adalah dua hal yang sangat penting dan erat. Pemberian pakan yang tidak tepat bisa menyebabkan kualitas air dalam aquarium menurun, sehingga mempengaruhi pertumbuhan ikan hias. Pemberian pakan yang berbeda dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ikan. Selanjutnya, penurunan kualitas perairan akibat eutrofikasi menciptakan kondisi perairan pemeliharaan kekurangan oksigen, dan peningkatan bahan beracun seperti amonia yang menyebabkan kematian masal secara regular dan peningkatan serangan penyakit. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah inovasi yang terstruktur sehingga kemungkinan-kemungkinan buruk ini tidak terjadi.

 Era digital ini, Sistem Informasi berbasis Internet of Things sangat penting dalam mewujudkan  keefisiensi dan  keefektifitasan pada manusia. Salah satu manfaat yang dapat kita rasakan ketika IoT berpartisipasi dalam kehidupan kita adalah menjadikan sistem manual menjadi otomatis dan dapat dikontrol serta dimonitoring dari jarak jauh yang bisa dilakukan kapan saja melalui berbagai macam perangkat seperti komputer, android, monitor serta perangkat elektronik lainnya. Inovasi Aquarium Berbasis IoT (Internet of Things) adalah sebuah teknologi yang memungkinkan penggunaan berbagai perangkat elektronik untuk memantau dan mengontrol kondisi air dalam aquarium, serta memberikan pakan ikan secara otomatis. Dengan menggunakan teknologi IoT, aquarium dapat dihubungkan ke internet dan diakses melalui aplikasi smartphone, memungkinkan pengguna untuk memantau kondisi air dan memberikan pakan ikan secara online.

 Proses yang terjadi pada gambar di atas menunjukkan proses peran IoT pada aquarium. Pada aquarium tersebut terpasang sebuah sensor atau modul WiFi. Sensor atau modul WiFi ini terhubung dengan pompa udara/aerator di dalam aquarium. Data dari sensor dikirimkan melalui WiFi ke smartphone atau perangkat lain. Melalui koneksi WiFi ini, pengguna dapat memantau dan mengontrol kondisi aquarium seperti kadar oksigen dalam air atau kondisi lainnya dari perangkat smartphone. Data kondisi aquarium juga dapat diakses dari jarak jauh melalui koneksi WiFi. Jadi, proses utama yang digambarkan adalah pemantauan dan pengendalian kondisi aquarium secara jarak jauh dan real time dengan memanfaatkan teknologi WiFi dan sensor yang terpasang di aquarium tersebut. Ini memungkinkan pengguna mengawasi dan mengatur lingkungan hidup ikan dengan lebih mudah menggunakan perangkat seluler.

 Dalam beberapa penelitian, inovasi aquarium berbasis IoT telah dikembangkan untuk memantau kualitas air, suhu, dan kekeruhan air dalam aquarium. Contohnya, penelitian menggunakan NodeMCU ESP8266, pH Sensor SEN0161, Temperature Sensor DSB18B20, dan Turbidity Sensor SEN0189 untuk memantau pH, suhu, dan kekeruhan air dalam aquarium. Penelitian lain menggunakan Arduino IDE versi 1.8.9 dan database untuk menyimpan data dari sensor. Inovasi aquarium berbasis IoT juga dapat membantu dalam memantau kualitas air dan memberikan pakan ikan secara otomatis. Contohnya, penelitian menggunakan servo motors sebagai feeding devices dan NodeMCU untuk memberikan pakan ikan secara terjadwal. Dengan demikian, inovasi aquarium berbasis IoT dapat membantu pengguna dalam memantau kualitas air dan memberikan pakan ikan secara lebih efektif dan efisien.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun