Setelah covid-19 memasuki era endemi, menyusul hepatitis akut yang menyerang anak-anak, giliran virus monkeypox (cacar monyet)Â pada Mei 2022, hadir.Â
Kelihatannya sejak pandemi Covid-19 merebak, kehadiran varian penyakit, yang biasanya terlihat biasa kini  menjadi "tidak biasa". Tentu saja karena hampir dua tahun lebih kita merasa "trauma" dengan banyak kejutan dari "dunia virus".
Belakangan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengaktifkan tingkat siaga tertinggi untuk wabah cacar monyet yang berkembang dengan menyatakan virus monkeypox sebagai darurat kesehatan masyarakat dan ancaman cukup signifikan bagi kesehatan global. Bukan tidak mungkin  berpotensi meningkat menjadi pandemi.
Apalagi model penyebarannya tak lagi bersifat parsial. Bisa bergerak cepat mengikuti mobilitas penduduk yang juga bergerak pesat.Â
Dimulai dari kasus pertama di Republik Demokratik Kongo, dan  Afrika Tengah dan Barat, kini bergerak hingga negara-negara Amerika Utara dan Eropa, di tempat yang bukan menjadi habibat biasanya.
Monkeypox adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis). Di Afrika, infeksi monkeypox ditemukan pada spesies hewan, di antaranya monyet, tikus Gambia dan tupai. Inang utama dari virus ini adalah rodent (tikus).
Virus monkeypox merupakan anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar Smallpox) dan virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar Smallpox).Â
Mengapa dinamakan monkeypox, sejak pertama di temukan di  Denmark pada tahun 1958, ketika ada dua kasus seperti cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga cacar ini dinamakan monkeypox.
Tidak ada pengobatan khusus atau vaksin untuk virus ini. Pengobatan simptomatik untuk meredakan gejala dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul. Penularan virus ini bisa diantisipasi dengan menjaga kebersihan lingkungan.Â
Bisnis, Monkeypox dan Hoaks
Tentu saja yang menjadi kekuatiran kita yang lain adalah lini bisnis, karena mendapat "gangguan psikologis" beruntun setelah pandemi. Pelaku bisnis merasa cemas, jika kasus muncul signifikan, akan ditindaklanjuti dengan kebijakan pembatasan.Â
Sehingga ada yang berkeyakinan, monkeypox ini bisa jadi bagian dari sentimen bisnis atau bahkan politik kepentingan (?) yang diciptakan?.Â