Mohon tunggu...
Nabilla Nur Zafira
Nabilla Nur Zafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030034 Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Main Game

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Di Balik Kepergian Massal Pendiri Startup: Ada Apa dengan Ekosistem Bisnis Kita?

20 Juni 2024   10:36 Diperbarui: 20 Juni 2024   11:29 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: kontrakhukum.com)

Beberapa bulan terakhir ini, dunia startup Indonesia diguncang degan munculnya kabar mengejutkan: banyak pendiri startup yang memutuskan keluar dari perusahaan mapan mereka. Fenomena tersebut menimbulkan berbagai spekulasi dan pertanyaan mengenai kondisi sebenarnya ekosistem startup di Tanah Air. Apakah ini pertanda adanya masalah mendasar? Atau hanya sekedar dinamika alami dari bisnis yang terus berkembang?

Adanya kabar keluarnya pendiri startup dari perusahaannya kerap menjadi berita utama di media. Nama-nama besar seperti Nadiem Makarim dari Gojek, Achmad Zaky dari Bukalapak, dan Ferry Unardi dari Traveloka menjadi sorotan. Meski beberapa kasus memiliki konteks yang jelas, seperti pengangkatan Nadiem sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi banyak yang bertanya-tanya apakah alasan utama dibalik fenomena tersebut.

Apa alasan yang membuat para pendiri startup keluar? 

Perbedaan visi dengan investor, seiring berkembangnya sebuah startup hal itu dapat menarik perhatian para investor. Terkadang sering terdapat perbedaan visi antara pendiri dan investor. Konflik seperti itu mungkin bisa menjadi alasan mengapa sang pendiri startup memutuskan untuk mengundurkan diri.

Kelelahan kerja dan kelelahan mental, membangun dan mengembangkan startup yang sukses membutuhkan komitmen, waktu, dan tenaga yang luar biasa. Kelelahan fisik dan mental kadang tidak dapat dihindari, sehingga beberapa pendiri startup ini pensiun demi kebaikan kehidupan pribadinya.

Peluang untuk terjun ke karir baru, beberapa pendiri startup melihat peluang baru di luar startup yang mereka dirikan. Seperti contohnya yaitu Nadiem Makarim yang keluar dari gojek dan memilih untuk bergabung dengan pemerintah dan memberikan kontribusi lebih besar kepada negara. 

Tekanan dari  Pemegang Saham, para investor dan pemegang saham sering memiliki pengaruh besar terhadap arah suatu perusahaan. Tekanan dari pemegang saham yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu atau mengambil keputusan yang tidak sejalan dengan prinsip pendiri mungkin bisa menjadi alasan pendiri startup mengundurkan diri.

Menemukan keseimbangan hidup yang lebih baik, setelah bertahun-tahun bekerja keras dan menghabiskan waktu dengan startup, beberapa pendiri mungkin merasa perlu untuk fokus pada kehidupan pribadi mereka dan menemukan keseimbangan kehidupan kerja.

Apakah ada dampak bagi dunia usaha dan industri?

Keputusan untuk pensiun dari sang pendiri startup pastinya akan membawa dampak yang cukup besar. Pada tingkat perusahaan, bisa terjadi perubahan manajemen yang dapat mempengaruhi stabilitas dan arah perusahaan. 

Karyawan mungkin akan merasa tidak yakin tentang masa depan mereka dan hal itu dapat mempengaruhi semangat kerja dan produktivitas karyawan. Namun pergantian kepemimpinan juga bisa mendatangkan energi dan ide baru.

Sedangkan dari sudut pandang industri, fenomena ini menunjukkan dinamisme dan besarnya tantangan dunia startup. Hal ini dapat menjadi pelajaran bagi calon pendiri dan investor untuk lebih memahami risiko dan kerumitan yang ada. Di sisi lain pula, fenomena ini juga mencerminkan fakta bahwa ekosistem startup di Indonesia masih dalam tahap perkembangan, dimana peran para pendiri sangat sentral.

Tanggapan dari berbagai pihak yang bersangkutan

Beberapa pihak juga ikut serta untuk menanggapi fenomena ini. Pemerintah dan asosiasi industri didorong untuk menciptakan ekosistem yang mendorong pertumbuhan startup. Hal ini termasuk memberikan layanan dukungan, akses yang lebih mudah terhadap pendanaan, serta program pelatihan dan pendampingan bagi para pendiri.

Para ahli dan pelaku di bidang ini juga memberikan dukungan yang lebih besar bagi para pendiri dalam mengembangkan kesehatan mental dan keterampilan dalam manajemen. Investor juga berharap dapat lebih memahami dan mendukung visi para pendiri serta memberi mereka tempat istirahat tanpa harus pensiun sepenuhnya dari perusahaan.

Bagaimana sih solusinya?

Dengan adanya fenomena ini dapat memberikan kita beberapa pelajaran penting. Pertama, pentingnya keseimbangan kehidupan pribadi dan pekerjaan bagi para pendiri. Kedua, komunikasi yang baik antara pendiri dan investor diperlukan agar visi dan misi perusahaan tetap selaras. Ketiga, pentingnya dukungan psikologis dan pelatihan manajemen membantu para pendiri menghadapi tekanan dan tantangan yang ada.

Pemerintah, investor, dan asosiasi industri perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi perkembangan startup. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyediakan regulasi yang mendukung, memperbaiki akses ke pendanaan, dan menyediakan program pelatihan yang komprehensif.

Fenomena kepergian pendiri startup menunjukkan kompleksitas dan tantangan besar ekosistem startup Indonesia. Meskipun ada banyak alasan di balik keputusan ini, yang terpenting adalah bagaimana kita bisa belajar dari fenomena ini dan menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan berkelanjutan. 

Dukungan dari semua pihak juga sangat diperlukan agar para pendiri dapat terus berkarya dan memberikan kontribusi terbaiknya bagi perkembangan industri startup Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun