Saya pernah menulis dalam keterangan foto di Instagram pribadi bahwa melihat mereka secara langsung adalah momen yang surreal bagi saya. Apalagi itu untuk kali pertama dan ada beberapa lagu legendaris dibawakan saat konser Solo.
Sebut saja The Ministry of Lost Soul, lagu Dream Theater pertama saya, trek ballad yang terbilang easy-listening untuk ukuran Dream Theater dan saya temukan saat pertama kali mendengarkan album Systematic Chaos, sekaligus lagu yang bagian akustiknya pernah saya gunakan untuk latihan petik gitar saat SMA.
Ada juga The Count of Tuscany, trek dari album Black Clouds & Silver Lining yang menjadi encore konser. Lagu yang secara virtual mengajak saya menjelajahi pedalaman Tuscany di Italia lewat intronya, sekaligus membuat saya bermimpi bisa ke sana lain waktu, meski liriknya tak menyebut sedikitpun soal keindahan Tuscany.
Berbagai detail yang berkesan memadati pikiran saya, termasuk soal album terbaru mereka ini. Tapi akan saya bahas lebih jauh di tulisan lainnya saja.
Para penggemar yang seru
Bagian ini sering terlupakan. Padahal, atmosfer selama konser, termasuk karakter para penontonnya menjadi hal penting bagi saya untuk menilai apakah sebuah konser cukup memorable atau tidak.Â
Meski bukan concert-goers, tapi saya pernah beberapa kali menonton konser, baik tunggal maupun festival, baik lokal maupun internasional.
Saya mau bilang kalau para penggemar atau penonton konser Dream Theater adalah orang-orang paling seru yang pernah saya temui di acara musik.
Saya masih ingat detik-detik masuk gate konser, demi spot terdepan kami lari-lari melewati jalan dan tanah tidak rata, seperti kontestan Benteng Takeshi. Ngomong-ngomong, pengalaman ini tak cuma saya dapatkan di konser Solo tapi juga Jakarta.
Saya merasa seperti orang terpilih ketika tiba di garis depan penonton, bersama beberapa orang lainnya yang sama-sama ambisius.
Saat konser Solo, saya datang benar-benar sendiri, tidak janjian dengan siapapun. Setibanya di depan panggung, setelah sesi lari-lari seperti kontestan Benteng Takeshi, waktu baru menunjukkan sekitar pukul 18.00. Sementara konser baru dimulai pukul 20.00. Praktis, kami bakalan menunggu selama dua jam. Main HP rasanya bukan pilihan bijak mengingat kami butuh kapasitas baterai penuh untuk merekam konser.