Mohon tunggu...
Poetriettte
Poetriettte Mohon Tunggu... Penulis - Hal Hebat ada dalam dirimu

Bertahanlah, sedikit lagi.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Malin Kundang dengan Versi Lebih

28 Oktober 2022   23:01 Diperbarui: 6 Agustus 2024   10:02 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak adanya Covid-19 maka acara pertunjukan secara langsung ditiadakan sementara. 

Inilah salah satu alasan munculnya hiburan virtual yang ditayangkan di Youtube dengan judul ceritanya yang mentereng dan sudah terkenal yaitu Malin Kundang. Teater ini mengangkat cerita legendaris sebagai pembuka dari 6 cerita rakyat lainnya seperti Nurbaya.

Dalam Youtubenya mampu menarik delapan ratus ribuan lebih penonton. Naskah #MusikalDiRumahAja dengan judul Malin Kundang yang ditulis oleh Titien Wattimena ini sangat baik karena tidak membosankan jika dilihat dari sudut pandang penikmat yang sudah lekat dengan cerita ini sedari dulu, karena pertunjukan ini menggunakan musikalisasi untuk setiap dialog atau percakapan pada setiap tokohnya. 

Pun, dalam pertunjukan teater musikal ini banyak menyelipkan pembelajaran-pembelajaran yang dapat diambil dan dipraktekkan dalam dunia nyata.

Untuk alur dan plot cerita Malin Kundang yang diteaterkan tetap sama seperti cerita aslinya. Cerita ini mengisahkan tentang cinta seorang ibu kepada anaknya yang merantau ke luar kota, menjadi sukses lalu menemukan cinta sejatinya yang bernama Nur.

Nur yang penasaran akan kampung halaman suaminya akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke kampung halaman Malin untuk melihat rumah lamanya. Ketika mereka turun dari kapal, mereka bertemu seorang Ibu tua yang mengaku sebagai ibunda dari Malin. 

Ia tak mengakui bahwa itu adalah ibundanya, bukannya memeluk, ia malah memaki sang Ibu. Semesta pun ikut murka bersamaan dengan rasa kecewa sang bunda yang telah lama menunggu sang anak pulang.

Dengan kisahnya yang sudah dikenal sejuta umat, maka tak heran jika cerita ini masih digandrungi oleh semua golongan senja hingga muda karena banyak sekali nilai budaya didalamnya.

Mulai dari tokohnya yang memang berbakat dalam dunia seni akting juga penokohannya yang dirasa penulis mampu menyampaikan amanat yang terkandung baik tersirat ataupun dengan jelas dapat terlihat. 

Gaya bahasa yang digunakan pun modern, jadi bisa dimengerti oleh orang awam. Latar yang digunakan pun tetap sama dengan cerita pada aslinya yang teater ini mampu menggambarkan secara jelas seperti di depan kapal, juga di depan rumah.

Properti dan juga kostum pun sangat indah untuk dipandang, memakai pakaian adat dari daerah nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun