Mohon tunggu...
Nabilla Dwi Permatasari
Nabilla Dwi Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Agribisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Hai, saya Nabilla Dwi Permatasari Mahasiswa semester 4 Jurusan Agribisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Saya suka musik dan selalu bersemangat mengeksplorasi hal-hal baru. Musik memberikan inspirasi dan kebahagiaan sehari-hari. Selain itu, saya tertarik dengan perkembangan baru di dunia pertanian dan selalu mencari cara untuk meningkatkan pengetahuan di bidang ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pasca Idul Adha, Harga Cabai di Desa Cikande Permai Masih Meroket

24 Juni 2024   17:13 Diperbarui: 24 Juni 2024   17:15 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cabai Merah (Suara.com)

Desa Cikande Permai, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten --- Harga cabai di pasar tradisional Desa Cikande Permai masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan yg signifikan meskipun Lebaran Idul Adha telah berlangsung tepat seminggu yang lalu. Harga cabai yang masih bertahan di angka yang cukup mengkhawatirkan ini masih menjadi beban ekonomi bagi masyarakat setempat, terutama ibu rumah tangga yang harus mengatur anggaran belanja harian dengan hati-hati.

Berdasarkan pantauan di pasar tradisional Desa Cikande Permai, harga cabai rawit merah berada di kisaran harga Rp55.000 - Rp60.000 per kilogram. Sementara itu, harga cabai merah keriting masih mencapai Rp70.000 per kilogram. Kondisi ini sangat berbeda dari harapan banyak pihak yang mengira harga akan turun drastis setelah puncak permintaan selama menjelang Lebaran Idul Adha minggu lalu.

Menurut pedagang di pasar tradisional Desa Cikande Permai, harga cabai masih tetap tinggi ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk gangguan distribusi dan permintaan yang tetap tinggi setelah Lebaran Idul Adha. "Biasanya, harga sayur seperti cabai ini akan turun drastis seminggu setelah Idul Adha, tapi kali ini berbeda." ujar seorang pedagang sayur di pasar tradisional Desa Cikande Permai.

Seorang ibu rumah tangga juga mengungkapkan kekhawatirannya, "Kami berharap harga cabai dapat turun drastis setelah Idul Adha, tetapi sampai sekarang masih mahal. Ini mempengaruhi anggaran belanja harian kami."

Pedagang cabai sebenarnya merasa kesulitan karena pembeli banyak yang mengeluh dan beberapa bahkan mengurangi pembelian mereka. Pedagang dan masyarakat setempat berharap situasi ini bisa segera membaik dan harga cabai bisa kembali normal. Kondisi harga cabai yang masih tinggi ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Desa Cikande Permai. Pihak terkait diharapkan dapat segera mencari solusi agar harga kebutuhan pokok, termasuk cabai, bisa kembali stabil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun