JAKARTA- Kebiasaan minum kopi masyarakat Indonesia dijadikan peluang bisnis oleh Yoshua Tanu, sang pendiri Kopi Jago pada tahun 2020. Hadir dan berinovasi, sebab kebanyakan orang membuat usaha coffee shop di kawasan dengan lahan dan pasar yang mendukung. Jago juga mengusung konsep ala coffee shop keliling dengan harga yang relatif murah, hanya berkisar dari Rp 8.000 - Rp 12.000 per Cup. Tidak hanya menu kopi, Jago juga menyediakan menu non kopi seperti, earl grey milk tea, lychee tea, dan chocolate.
Pada saat covid, usaha Jago ini sempat tertunda perkembangannya, namun berhasil bangkit dengan peluncuran aplikasi online dengan nama Jago. Aplikasinya dibuat untuk memudahkan konsumen mengetahui jadwal, menu, dan lokasi, serta fitur komunikasi konsumen dengan baristanya. Yoshua, sang pendiri Jago, berpikir apabila membuka coffee shop memerlukan biaya yang besar untuk modal awal juga biaya yang dikeluarkan setiap bulannya (fixed cost dan overhead). Maka dari itu, Yoshua berpikir untuk membuka ala konsep starling, tidak akan ketergantungan dengan tempat dan food traffic untuk mendapatkan pembeli. Menjemput pelanggan dengan kopi yang masih fresh sampai ketangan pelanggan menjadi hal utama yang memotivasinya.
Melakukan rebranding starling yang biasa kita tahu menggunakan sepeda gowes manual dengan kopi sachetnya, Jago hadir dengan konsep sepeda listriknya yang sudah ditempel dengan box pendingin untuk membawa kopi yang sudah tersegel per gelas. Inovasi dan kreatifitas yang Jago lakukan akhirnya memotivasi beberapa brand coffee untuk ikut menerapkan konsep strategi marketing dengan starling ini.
Strategi pemasaran unik dan berinovasi yang Jago lakukan, merupakan langkah awal untuk memotivasi generasi muda berwirausaha. Juga membuktikan bahwa starling masih bisa memikat hati para konsumen, dan bersaing dengan coffee shop.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H