Mohon tunggu...
Nabilla Allysah
Nabilla Allysah Mohon Tunggu... Administrasi - Marketing

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekerasan Emosional Dalam Rumah Tangga yang Dapat Menimbulkan Penurunan Kualitas Belajar pada Anak

19 Juni 2024   20:10 Diperbarui: 19 Juni 2024   20:17 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah pola perilaku dalam setiap hubungan yang berbentuk pelecehan, ancaman, hingga kekerasan untuk mempertahankan kekuasaan atau kendali atas pasangan. Bukan hanya terjadi pada pasangan antar suami atau istri, KDRT juga bisa dialami oleh anggota keluarga lainnya, seperti anak.

Bukan hanya berisiko menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik, KDRT juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental pada korbannya. Untuk itu, setiap tindakan kekerasan perlu dihentikan dan ditindak secara hukum agar kondisi ini tidak berulang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 5.526 kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia pada 2022.
 
Bukan hanya kekerasan fisik, KDRT juga bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Contohnya kekerasan emosional.
Kekerasan emosional terkadang dapat menyebabkan efek yang lebih buruk dibandingkan dengan kekerasan fisik. Ada beberapa tindakan yang masuk ke dalam kekerasan emosional, seperti:

• Menelantarkan pasangan atau anak.
• Melarang pasangan untuk mengakses kebutuhan dasar, seperti obat-obatan, makanan, dan berhubungan sosial dengan orang lain.

Dampak yang terjadi jika seorang perempuan yang sudah menikah ataupun seorang ibu jika mengalami kekerasan emosional seperti diatas  dapat menyebabkan stunting dan penurunan kualitan belajar pada anak, apa contohnya dan mengapa hal itu terjadi?

Contohnya adalah seorang istri atau ibu yang sedang mengandung harus diberikan makanan yang mengandung vitamin dan mineral yang baik seperti asam folat, yodium, vitamin B3 dan zat besi yang harus dipenuhi untuk mencegah stunting pada anak.
Stunting dapat mengakibatkan penurunan kualitas belajar pada anak, karena anak stunting juga akan mengalami pertumbuhan otak yang terganggu, gangguan kognitif dan motorik, dan gangguan metabolisme, yang dalam jangka panjangnya dapat menyebabkan penurunan konsentrasi belajar, dari sulit mencerna materi disekolah karena kapasitan intelektual atau IQ nya yang rendah, juga dapat menurunkan kekebalan tubuh anak juga resiko terkena penyakit lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun