BAB XI : ALBERT EISNTEIN TENTANG AGAMA DAN AKAL
        Albert eistein mengemukakan bahwa tugas mulia ahli fisika adalah menemukan hokum hokumdasar yang universal, daripada hukum hokum tersebut. Hanya intuisi yang berdasarkan pengertian yang simpatik mengenai pengalaman sejarah yang dapat mencapai hukum hukum tersebut.  Emosi yang paling indah dan yang paling mendalam yang dapat kita alami adalah kesadaran akan perkara perkara yang sifatnya spiritual (mistis). Kesadaran itu merupakan kekuatan segala ilmu pengetahuan yang sejati. Kita telah belajar dari pengalaman yang pahit, bahwa pikiran rasional tidaklah cukup untuk memecah masalah masalah kehidupan social kita.
        Walaupun daerah agama dan daerah ilmu yang nyata terpisah satu sama lain, namun antara keduanya terdapat pertalian dan perhubungan yang kuat timbal balik. Walaupun agama menetapkan tujuan , namun agama tetap belajar dari ilmu yang berarti seluas luasnya. Ilmu hanya dapat diciptakan oleh orang orang yang jiwanya penuh keinginan mencapai kebenaran dan pengertian.
BAB XII : NISBAH ANTARA ILMU, FILSAFAT, DAN AGAMA
        Manusia ialah makhluk pencari kebenaran. Ada 3 jalan untuk mencari, dan menghampiri kebenaran : Ilmu, Filsafat, dan Agama . Ilmu pengetahuan itu ialah hasil usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu pembagian. Filsafat ialah "ilmu istimewa" yang mencoba menjawab masalah amsalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa. Filsafat ialah hasil upaya manusia denag akal budinya untuk memahami secara radikal dan integral hakikat sarwa yang ada.
        Agama pada umumnya ialah:
- Satu Sistema credo : tata keyakinan sesuatu yang mutlak di luar manusia
- Satu Sistema ritus : tata peribadatan manusia kepada yang dianggap mutlak
- Satu Sistema norma : tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia alam lain
Ilmu , filsafat, dan agama bertujuan yang sama, yaitu : kebenaran. Perbedaannya , Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan penyelidikan, Filsafat menghampiri kebenaran dengan menualangkan akal budi secara radikal, integral, dan universal. Ilmu yang benar tiada lain ialah usaha manusia dengan kekuatan akal budinya yang relatif berhasil dan memahami kenyataan alam. Agama (al-Quran) lebih banyak dihayati , diselami, dan didalami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H