Mohon tunggu...
Nabil Abdillah Kuntoro
Nabil Abdillah Kuntoro Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar sekolah

Saya adalah seorang remaja yang suka topik ringan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cholus: Ketika Realitas dan Imajinasi Berbaur Dalam Petualangan Misterius Saya di Alam Tidur

24 September 2023   17:01 Diperbarui: 25 September 2023   02:41 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari, saya berjalan-jalan di suatu kota yang cukup saya kenal, tetapi saya tidak tahu di mana, dan suasananya terasa sepi. Saya melewati dua toko buku yang bersebrangan di sana. Saya memutuskan untuk mengunjungi toko buku yang berada disebelah kiri jalan, dan kebetulan saya sedang berjalan di trotoar sisi kiri pada saat itu. Setelah beberapa saat melihat isi toko buku tersebut, saya memutuskan untuk membeli buku komik, tetapi saya kemudian menyesali keputusan saya karena saya pikir saya tidak akan membaca buku itu secara keseluruhan. Saya akhirnya melanjutkan perjalanan saya dengan berjalan kaki dan tiba di kota lain setelah melewati suatu padang pasir selama sekitar 200 meter. Sejujurnya, saya tidak ingat nama kota itu, tetapi saya ingat namanya dimulai dengan "daj". Saya membuka aplikasi  Maps di ponsel saya. Saya menemukan pada Maps bahwa kota tersebut dibagi menjadi beberapa wilayah berdasarkan agama mayoritas penduduk yang tinggal di wilayah tertentu. Ini mengingatkan saya pada kota Yerussalem yang dibagi menjadi empat bagian secara sepintas. Saya menemukan bahwa kota yang saya tinggal disebut Cholus.

Saya terbangun dari mimpi sore itu tiba-tiba. Saya bangun sebentar dan memilih untuk kembali tidur.

Seketika saya berada di suatu tempat lain.Saya masih ingat tempat wisata di mana saya respawn. Taman Rekreasi Sengkaling di Malang mirip dengan tempat ini. Saat itu, saya berjalan-jalan dengan keluarga saya.

Liminal space
Liminal space

 Kemudian hari menjadi gelap dan malam tiba. Setelah keluar dari tempat wisata itu, saya tiba di belakang kompleks perumahan saya, tempat yang lagi-lagi saya rasa cukup familiar. Kami sekeluarga berjalan di jalanan yang gelap dan sepi hingga kami menemukan ruko yang kosong dengan kafe di dalamnya. Kami memutuskan untuk melihat daftar menu yang kami inginkan.

PS: cerita diatas merupakan mimpi yang pernah saya alami. Terdengar aneh, namun begitulah mimpi. Logika seseorang tidak bekerja disaat itu. Dan cara kerja mimpi merupakan misteri hingga hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun