Di sebuah desa yang tenang, hiduplah sepasang saudara kembar. Suatu hari, saat mereka sedang asyik bermain di depan rumah, ayah mereka memanggil. Mereka diberikan uang saku untuk membeli jajanan. Dengan riang, mereka berlari menuju warung.
Saat sedang memilih jajanan kesukaan, salah satu dari mereka melihat ada orang asing yang sedang memperhatikan mereka dengan curiga. Tatapan orang itu membuat mereka merasa tidak nyaman, seakan-akan ada niat buruk yang tersembunyi di balik tatapan tersebut. Tanpa pikir panjang, mereka langsung meninggalkan warung dan berlari pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, mereka segera menceritakan kejadian itu kepada ayah mereka. Mendengar cerita anak-anaknya, sang ayah merasa khawatir. Ia pun meminta mereka untuk sementara waktu tidak keluar rumah sampai situasi menjadi lebih aman.
Menjelang sore , setelah bermain seharian, kedua anak kembar bergegas mandi. Setelah mandi mereka menikmati waktu santai, menonton televisi bersama ibu mereka. Tiba-tiba, sebuah berita menghebohkan muncul di layar. Berita tentang maraknya penculikan anak membuat mereka merasa takut dan tidak nyaman. Melihat betapa khawatirnya anak-anaknya, sang ibu memutuskan untuk tidak membiarkan mereka keluar rumah beberapa hari ke depan.
Tak lama kemudian, ayah mereka pulang. Keluarga kecil itu kembali berkumpul di ruang tamu sambil menonton televisi. Malam pun tiba, mereka mempersiapkan makan malam, setelah makan malam mereka melanjutkan menonton tv, saat sedang menonton tv, muncul kabar terbaru mengenai kasus penculikan anak yang sedang marak. Identitas pelaku akhirnya terungkap. Sang ayah meminta kedua anaknya untuk mengingat wajah pelaku dengan baik, agar mereka bisa lebih waspada dan terhindar dari bahaya. Dengan perasaan lega, mereka melanjutkan menonton acara televisi favorit mereka.
Keesokan harinya, kedua anak kembar begitu antusias bermain di halaman rumah. Sang ayah yang khawatir akan keselamatan mereka selalu mengawasi dari dekat. Ketika hendak ke kamar mandi, sang ayah meminta mereka untuk sementara waktu masuk ke dalam rumah. Namun, anak-anak yang sedang asyik bermain menolak ajakan ayah mereka.
Saat sang ayah masuk ke dalam rumah, dua orang asing berjaket hitam mendekati kedua anak itu. Mereka bertanya-tanya tentang alamat seseorang. Melihat sekeliling yang sepi dan tidak ada orang lain, kedua orang asing itu langsung bertindak. Dengan cepat, mereka menculik kedua anak tersebut. Sang ayah yang baru saja keluar dari kamar mandi terkejut melihat kejadian itu. Ia berusaha mengejar para penculik, namun sayang, sang ayah tidak bisa menjangkau mereka, dengan hati hancur, sang ayah kembali ke rumah dan memberitahu istrinya tentang kejadian yang baru saja terjadi. Sang ibu yang mendengar kabar buruk itu langsung menangis histeris. Ia tidak dapat menerima kenyataan bahwa anak-anaknya telah diculik. Dalam kemarahan dan kesedihan, ia menyalahkan suaminya.
Tanpa berpikir panjang, mereka berdua langsung pergi ke kantor desa untuk melaporkan kejadian penculikan tersebut. Mendengar cerita pilu pasangan suami istri itu, warga desa merasa sangat iba dan turut prihatin. Mereka kemudian bersama-sama melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian setempat.
Beberapa hari berlalu sejak kejadian penculikan itu. Polisi akhirnya berhasil melacak keberadaan para pelaku dan menemukan rumah persembunyian mereka. Namun, para penjalik sepertinya sudah mendapat informasi tentang kedatangan polisi. Mereka buru-buru meninggalkan rumah tersebut sebelum polisi berhasil menangkapnya.
Polisi terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Setelah beberapa waktu, mereka berhasil menemukan kelompok penculik tersebut. Terjadilah baku tembak yang menegangkan antara polisi dan para pelaku. Di tengah kericuhan itu, anak yang diculik berhasil ditemukan dalam kondisi terluka. Saat polisi hendak melepaskan ikatannya, salah satu pelaku yang masih hidup kembali menyerang. Dengan sigap, anak itu mengambil sepotong kayu yang ada di dekatnya dan memukul pelaku dari belakang hingga tak sadarkan diri.
Berkat keberaniannya, anak itu berhasil melepaskan diri dari ikatannya. Tak lama kemudian, polisi berhasil melumpuhkan semua pelaku. Meski ada beberapa pelaku yang tewas dalam baku tembak, namun sebagian besar berhasil ditangkap.
Akhirnya, anak itu dapat bertemu kembali dengan orang tuanya. Air mata haru membasahi pipi mereka saat berpelukan. Setelah kejadian traumatis itu, mereka memutuskan untuk kembali ke rumah dan memulai kehidupan baru.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI