Mohon tunggu...
Nabil Kamal Alqurtubi
Nabil Kamal Alqurtubi Mohon Tunggu... Lainnya - Pejuang Rupiah

Pejuang Rupiah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Sekawan Rempong

25 November 2024   10:18 Diperbarui: 25 November 2024   10:18 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari, di sebuah desa, ada tiga anak yang sedang dalam perjalanan menuju sekolah. Sambil berjalan, mereka mengobrol dengan riang. Tiba-tiba, salah seorang dari mereka melihat sebuah koin di tanah. Ia pun ingin mengambilnya, tetapi tangannya malah terkena kotoran. Kedua temannya pun tertawa terbahak-bahak. Dengan cepat, anak itu mencari kran air untuk membersihkan tangannya.
Sesampainya di sekolah, ketika hendak memasuki kelas, salah satu dari mereka terjatuh karena kakinya tersandung kaki temannya yang lain. Kejadian itu kembali mengundang tawa teman-teman sekelas mereka. Saat istirahat, mereka pergi ke kantin untuk membeli makanan. Setelah itu, mereka kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran.
Usai pulang sekolah, mereka bermain bersama. Saat sedang asyik bermain, mereka melihat seorang anak yang sedang menangis. Dengan penuh rasa iba, mereka menghampiri anak itu dan bertanya, "Kenapa kamu menangis? Ada apa?" Anak itu menjawab, "Bolaku diambil orang." Mereka kemudian bertanya, "Orang itu ke mana?" Setelah itu, mereka berusaha mencari orang yang telah mengambil bola tersebut.
Setelah mencari selama kurang lebih 15 menit, akhirnya mereka menemukan orang itu. Mereka pun menegur orang tersebut, "Hei, kembalikan bola anak itu!" Namun, orang itu malah menjawab dengan nada mengancam, "Jangan ikut campur urusan saya!" Mereka pun memaksa untuk mengambil kembali bola itu. Melihat situasi yang semakin memanas, orang itu kemudian meminta bantuan orang-orang di sekitarnya. Takut akan bahaya, mereka akhirnya melarikan diri dari tempat itu.

Mereka berhenti berlari, lalu salah satu dari mereka berkata, "Untung kita langsung lari, kalau tidak habis nanti." Setelah itu, mereka pulang ke rumah masing-masing.
Sesampainya di rumah, orang tua mereka bertanya, "Kalian kok baru pulang? Ada apa?" Mereka menjawab, "Iya, Ma. Tadi pas lagi main, ada anak yang nangis. Kita mau bantuin dia nyari orang yang ambil bolanya, eh malah dia bawa teman-temannya." Ibu mereka tertawa terbahak-bahak mendengar cerita mereka.
Menjelang sore, mereka kembali bermain sampai menjelang waktu Maghrib. Saat hendak pulang, mereka melihat sesuatu yang mencurigakan di balik semak-semak. Dengan perasaan takut, mereka menghampirinya. Betapa terkejutnya mereka, ternyata itu hanya batang pohon! Namun, tiba-tiba mereka mendengar suara yang cukup keras. Seketika itu juga, mereka berlari sekencang-kencangnya. Ternyata, suara itu berasal dari seekor kucing yang sedang bersembunyi di bawah pohon.

Keesokan harinya, mereka bertemu di sekolah. Sesampainya di kelas, pelajaran pun dimulai. Guru mereka bertanya, "Ada yang sudah mengerjakan PR?" Sebagian murid menjawab, "Sudah, Bu." Namun, mereka bertiga hanya bisa saling pandang karena lupa mengerjakan PR. Akibatnya, mereka dihukum berdiri hormat di depan bendera Merah Putih. Saat istirahat, mereka menjadi bahan tertawaan teman-teman sekelas.
Melihat mereka yang tampak lelah, guru mereka akhirnya membatalkan hukuman dan menyuruh mereka masuk kelas. Dengan perasaan lelah dan lapar, mereka melanjutkan pelajaran. Salah satu dari mereka kemudian meminta izin kepada guru untuk pergi ke kantin karena merasa sangat lapar. Setelah membeli makanan, ia kembali ke kelas.
Tepat pukul sebelas, pelajaran selesai. Mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Sore harinya, mereka bertemu di lapangan untuk bermain bola. Saat asyik bermain, bola mereka tidak sengaja mengenai seorang pengendara motor. Pengendara itu marah dan mereka pun segera melarikan diri.
Mereka kemudian mencari tempat lain untuk bermain. Setelah menemukan tempat yang aman, mereka kembali bermain bola. Namun, sialnya, orang yang mereka buat marah waktu itu menemukan mereka dan menantang mereka untuk berkelahi. Ketakutan, mereka pun melarikan diri dan pulang ke rumah masing-masing.

Pukul tujuh malam, mereka berkumpul dan bermain game Mobile Legends bersama. Setelah puas bermain game, mereka mengerjakan pekerjaan rumah secara bersama-sama sambil bercanda gurau. Kemudian, mereka pulang ke rumah masing-masing.
Keesokan harinya, mereka bertemu kembali di sekolah. Saat istirahat, mereka pergi ke kantin untuk membeli makanan dan minuman. Setelah itu, mereka kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran. Setelah pulang sekolah, mereka bermain bola di lapangan dekat rumah mereka.
Malam harinya, mereka pergi ke pasar malam. Mereka sangat menikmati berbagai permainan yang ada di sana dan membeli beberapa makanan serta mainan. Di sana, mereka bertemu dengan orang yang sebelumnya pernah menantang mereka berkelahi. Akhirnya, mereka memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara yang sportif, yaitu bertanding satu lawan satu. Mereka berhasil memenangkan pertandingan tersebut. Setelah kejadian itu, mereka berharap tidak akan bertemu lagi dengan orang tersebut dan mereka pulang ke rumah masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun