Observasi Pasar Klithikan Sentir
Malam itu saya berada di salah satu pasar bernama Pasar Klithikan Sentir yang terletak di sebrang Pasar Beringharjo, adalah salah satu pasar yang terkenal dengan berbagai barang antik, kerajinan tangan lokal, dan barang bekas. Kelas sosial di pasar ini dapat dilihat dari beberapa aspek:
Pertama, Pasar ini menarik berbagai lapisan masyarakat, dari kalangan mahasiswa dan pelajar hingga kolektor barang antik dan wisatawan. Hal ini menciptakan keragaman dalam interaksi sosial. Kedua, Pedagang di pasar ini umumnya berasal dari berbagai latar belakang sosial ekonomi. Ada yang menjual barang-barang dengan harga terjangkau dan ada pula yang menawarkan barang langka dengan harga tinggi. Ketiga, Barang-barang yang dijual mencerminkan kelas sosial yang berbeda. Ada barang murah yang bisa diakses oleh semua kalangan, tetapi juga ada barang premium yang menarik minat kolektor. Keempat, Pasar ini juga mencerminkan budaya lokal dan tradisi, yang bisa jadi lebih diakses oleh kalangan tertentu, terutama bagi mereka yang mengerti nilai sejarah dan seni dari barang-barang yang dijual. Tidak ada pakain ataupun seragam khusus, yang menonjol di pasar ini adalah barang yang di jual di pasar tersebut.
Observasi 1 : si bapak penjual yang sudah agak tua yang didatangi 2 orang pemuda di lapaknya, penjual menyambut dan merespon dengan sangat baik menggunakan bahasa yang bagus, sopan dan suara agak sedikit pelan ia menjawab semua pertanyaan yang di ajukan untuk barang-barang tertentu yang di lanjut dengan negosiasi.
Observasi 2 : pasangan suami istri yang mengunjungi sebuah lapak yang berisi barang-barang bekas elektronik, bertanya dengan layaknya pembeli "pak ini harganya berapa?" ujarnya, sambil menunjuk panci magicom. Komunikasi antara kedua belah pihak cukup bagus meskipun sesekali terdengar suara agak sedikit tinggi dikarnakan negosiasi yang cukup panas.
Menurut saya kedua interaksi ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang baik dalam proses jual beli, meskipun hasil dan suasananya bisa sangat berbeda tergantung pada pendekatan dan karakter masing-masing pihak. Interaksi antara penjual dan pembeli dalam kedua observasi tersebut juga didasari oleh beberapa faktor yang mendukung komunikasi dan negosiasi yang efektif.
Tujuan Transaksi: Interaksi ini berfokus pada tujuan yang jelas penjual ingin menjual barang, sementara pembeli ingin mendapatkan barang dengan harga yang sesuai. Hal ini menciptakan motivasi untuk berkomunikasi secara singkat namun efektif.
Etika dan Sikap: Penjual yang lebih tua menunjukkan sikap sopan dan ramah, yang dapat menciptakan suasana nyaman dan meningkatkan kepercayaan pembeli. Ini penting dalam membangun hubungan jangka panjang dan meningkatkan kemungkinan transaksi.
Kebutuhan dan Keinginan: Pembeli memiliki kebutuhan untuk menemukan barang dengan harga yang sesuai, sementara penjual ingin menjual barangnya. Keduanya saling berusaha memenuhi kebutuhan masing-masing, yang menjadi dasar interaksi mereka.
interaksi ini didukung oleh kebutuhan untuk bertransaksi, sikap positif, serta pemahaman akan konteks budaya dan sosial yang ada. Dapat saya simpulkan, kedua observasi ini mencerminkan makna dan simbol dari interaksi di Pasar Klithikan Sentir. Penjual dan pembeli terlibat dalam proses sosial yang mencerminkan nilai-nilai budaya, seperti kesopanan, negosiasi, dan saling menghormati, yang merupakan elemen penting dalam dinamika pasar.