Mohon tunggu...
NABILA YULISTINA
NABILA YULISTINA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Sumedang

Hobi saya adalah menulis web novel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manajemen Aksi yang Positif dan Kolaboratif

22 Juli 2023   12:00 Diperbarui: 22 Juli 2023   12:11 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang mahasiswa, tentunya mahasiswa sendiri tidak sekedar belajar di kampus saja namun harus mengetahui perannya untuk bangsa Indonesia di masa depan dan salah satunya secara tidak langsung mahasiswa memiliki peran sebagai perwakilan masyarakat yang menyuarakan suara dan lidah nya untuk masyarakat agar dapat di dengar karena kita termasuk saya yang merupakan generasi penerus bangsa harus berani untuk menyuarakan pendapat apabila  yang kita yakini adalah benar dan terbukti dengan semangat juang yang tinggi.
Seorang mahasiswa sendiri tidak akan bisa lepas dari sebuah aksi. Mahasiswa merupakan agen perubahan dengan suatu aksi yang menyuarakan tidak adanya keadilan yang berlaku pada suatu permasalahan dan menguntungkan satu pihak saja. Dengan aksi, mahasiswa bisa mencurahkan maupun menyampaikan sebuah permasalahan dengan harapan dapat dirubah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh mahasiswa maupun masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu untuk me manajemen aksi dengan baik untuk kelancaran aksi tersebut.

Manajemen aksi sendiri merupakan suatu rancangan untuk pengaturan demonstrasi yang dilakukan oleh beberapa orang maupun kelompok untuk menyampaikan opini atau suara publik kepada suatu masalah yang muncul dan berkembang sehingga diharapkan dapat menunjukan sebuah perubahan sosial yang adil. 

Sifat dari manajemen aksi pun dibagi menjadi 2 yakni Aksi Terencana yang merupakan aksi yang di dahului dengan konsep, perencanaan dan juga target yang sudah di rencana kan dengan matang dan yang kedua yakni Aksi Sporadis yakni suatu aksi yang dilakukan dengan tidak melakukan terlebih dahulu persiapan yang matang Bentuk dari sebuah aksi sendiri pun bermacam-macam lalu untuk  dan yang saya ketahui ada 3 macam aksi yang biasa dilakukan oleh mahasiswa yakni diplomasi, audensi dan demonstrasi.

Diplomasi merupakan adanya hubungan antar suatu lembaga dengan lembaga lainnya agar untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai agar dapat menguntungkan pihak satu sama lain. Lalu Audensi yakni percakapan yang secara berhadapan dan dilakukan oleh beberapa orang untuk mencapai suatu kesepakatan dengan solusi. Lalu terakhir ada demonstrasi yang merupakan suatu aksi yang dilakukan dengan turun ke lapangan dan menyampaikan protesnya di hadapan masyarakat untuk menyuarakan suaranya yang dilakukan secara kelompok atau dengan kata lain unjuk rasa.

Untuk melakukan aksi sendiri dibutuhkan banyak persiapan juga perencanaan yang matang dengan menentukan tujuan lalu bagaimana melakukan aksi tersebut dan masih banyak lagi. Tahapan untuk melakukan aksi sendiri yakni yang pertama adalah menentukan latar belakang dan tujuan dari aksi tersebut yang terdiri dari keluhan dari masyarakat, pemerintahan yang lamban, matinya jalur aspirasi dan sebagainya. 

Contohnya seperti pada kasus penolakan Undang-Undang Cipta Kerja atau yang lebih di kenal Omnibus Law yang terjadi pada 7 Oktober 2020. Terjadinya perbedaan pendapat antara masyarakat dan pemerintah salah satunya terkait Omnibus Law ini dikarenakan adanya distorsi ekonomi sehingga masyarakat pun menolak karena cemas akan berdampak buruk terhadap hak pekerja maupun buruh di Indonesia. Oleh sebab itu masyarakat maupun mahasiswa harus melindungi satu sama lain dan bekerja sama karena aksi bersama untuk melawan musuh yang sama.

Tahap kedua untuk melakukan aksi yakni kajian dan dialektika hasil seperti dukungan data yang jelas dan terbukti kebenarannya, lalu rangkaian diskusi yang mewakili aspirasi masyarakat dan di kemas dengan menggunakan bahasa yang menarik juga mudah untuk di mengerti dan juga pembentukan tim teknis dilanjut dengan terjun ke lapangan. 

Dan yang ketiga adalah merancang alur aksi tersebut dengan menentukan suatu tema aksi tersebut, menentukan target juga massa yang akan di tuju, mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada polisi setempat bahwa akan melakukan suatu aksi, menentukan skenario, menyiapkan perangkat aksi dan yang terpenting terdapat tim medis untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Lalu setelah selesai melakukan aksi, dilanjut dengan tahap evaluasi aksi tersebut dan menindak lanjuti aksi juga advokasi.

Sebelumnya sudah disinggung oleh saya sebelumnya bahwa dalam aksi mahasiswa kita harus menyiapkan perangkat aksi yang terdiri menjadi beberapa bagian yakni :

Koordinator Lapangan atau biasa disebut Korlap
Koordinator lapangan sendiri merupakan pemimpin dalam teknisi selama aksi baik dari awal aksi hingga akhir aksi. Koordinator lapangan melakukan tugasnya sesuai dengan rancangan aksi yang telah di susun oleh tim acara. Segala bentuk terkait masalah aksi harus di lakukan dengan izin dan di ketahui oleh koordinator lapangan.

Orator
Berperan sebagai seorang yang memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan dan menyuarakan orasi nya juga berkomunikasi dengan baik pada massa yang ada di sana yang biasanya seorang orator memiliki kemampuan untuk mengembangkan suatu isu yang terjadi secara propokatif edukatif, elaboratif dan eksplanatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun