Mohon tunggu...
Nabilatul Rosida
Nabilatul Rosida Mohon Tunggu... Lainnya - student

Hello

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Forum Group Discussion Dialog Persampahan di Desa Sidodadi, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang

19 Juli 2022   18:30 Diperbarui: 19 Juli 2022   18:32 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyampaian materi pengelola sampah oleh Bapak Dwi Siswahyudi (Dok. pribadi)

Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang Desa Sidodadi 2022 melaksanakan kegiatan program kerja Forum Group Discussion "Dialog Persampahan". Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis 14 Juni 2022 pada pukul 11.00 hingga 14.00. Acara ini dihadiri oleh perangkat Desa Sidodadi, kader PKK, ketua RW setempat, dan pengelola TPS Desa Sidodadi. Tujuan FGD "Dialog Persampahan" yaitu membentuk pola pikir pada masyarakat bahwa sampah dapat diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis sehingga pengelolaan sampah di TPS dapat berjalan secara maksimal.

Forum Group Discussion adalah suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. Isu yang diangkat kali ini adalah mengenai sampah. Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang bernilai. Permasalahan sampah bukan sebuah permasalahan baru, dimulai dari pemilahan sampai pengolahan setelahnya masih belum maksimal pelaksanaannya. Perihal ini pihak Universitas Negeri Malang khususnya Pak Dwi Siswahyudi dan timnya berinisiatif untuk mengajak mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang Desa Sidodadi 2022 untuk mengadakan acara Dialog Persampahan di desa Sidodadi.

Tingkat kesadaran masyarakat desa dalam menjaga kebersihan masih tergolong rendah. Meskipun mereka telah berhasil menjaga kebersihan dimulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga, tak sedikit orang yang mengabaikan kebersihan dalam lingkungan masyarakat. Sampah organik dan sampah anorganik adalah contoh jenis sampah yang harus dipilah dimulai dari lingkungan terkecil yaitu rumah. 

Diskusi pra dialog oleh Pak Dwi Siswahyudi bersama tim dan perangkat desa (Dok. pribadi)
Diskusi pra dialog oleh Pak Dwi Siswahyudi bersama tim dan perangkat desa (Dok. pribadi)

Dampak serius dari kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan akan sangat terasa. Secara fisik, lingkungan yang memiliki tingkat kesadaran rendah, akan terlihat kotor dan tidak nyaman untuk ditinggali. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, lingkungan kotor dapat menimbulkan berbagai penyakit, seperti misalnya demam berdarah. Oleh sebab itu, sangat penting bagi setiap masyarakat menumbuhkan kesadaran dalam menjaga kebersihan. Tidak hanya kebersihan diri sendiri, dan keluarga, tapi sangat penting menjaga kebersihan di lingkungan masyarakat.

Untuk menumbuhkan tingkat kesadaran masyarakat bisa melalui banyak hal, termasuk melalui kegiatan "Dialog Persampahan" yang diselenggarakan mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang Desa Sidodadi 2022 bersama pak Dwi Siswahyudi dan tim dosen lainnya di Balai Desa Sidodadi, Ngantang, Malang 14 Juli 2022. Acara tersebut merupakan kerja sama antara pak Dwi Siswahyudi beserta tim dan mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang Desa Sidodadi 2022. Acara ini bertujuan untuk membuka satu forum diskusi dan menampung aspirasi terkait dengan sampah, khususnya di Desa Sidodadi ini.

Tamu undangan merupakan stakeholder di desa yang diharapkan dapat membawa pengaruh tentang sampah kepada masyarakat sekitarnya. Acara dimulai dengan pemaparan materi oleh pak Dwi Siswahyudi lalu dilanjut dengan forum diskusi terbuka antara pemateri dan audiens. Audiens berantusias mengikuti sesi diskusi ditandai dengan beberapa audiens memberi pertanyaan dan aspirasi terkait dengan sampah.

Hal-hal yang dibahas dalam forum group discussion ini adalah TPS yang belum bisa dimanfaatkan secara maksimal tindak lanjut terkait persamaan diawali dengan percontohan pengelolaan sampah di dusun Sekar dan dapat dilanjutkan di dusun-dusun lainnya. Proses pengelolaan sampah dari sampah rumah tangga hingga menuju ke TPS. Namun setelah sampai ke TPS sampah tersebut belum bisa dikelola lebih lanjut dan diusahakan dengan pengolahan sampah yang nantinya bisa bernilai ekonomis misalnya seperti pengelolaan sampah anorganik yang bisa dibuat untuk kerajinan, maupun pengelolaan sampah anorganik seperti usaha magot sehingga dalam melihat sampah bukan suatu hal yang menjadikan lagi namun dapat menjadi suatu hal yang berharga.

Hal yang dicapai yaitu warga mengetahui tentang kesadaran pemilahan sampah di rumah tangga untuk memudahkan alur pemilahan sampah. Dengan solusi langkah atau tindakan selanjutnya yaitu pengadaan sosialisasi pemilahan sampah rumah tangga dari ibu-ibu PKK dan penyiapan SDM untuk mengelola alat pemilah, pencacah, dan pembakar yang diberikan di TPS.

Desa Sidodadi termasuk salah satu desa yang menjadi Mitra yang mempunyai TPS sendiri. Dengan FGD ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pengelolaan dan pemilahan sampah mulai dari sampah rumah tangga. Pemilahan sampah dengan cara membakar merupakan hal yang tidak benar karena sampah harus dikelola sesuai dengan jenisnya misalnya sampah organik dan anorganik warga harus paham dan peduli terkait pemilahan sampah organik dan anorganik tersebut. Kondisi sampah jika sudah berada di TPS diusahakan sudah dikelola dan didaur ulang dan hanya sisa 10% dari kapasitas sampah asli dalam fasilitas dan alat pengelolaan sampah berupa alat pemilah, pencacah dan pembakar bertujuan untuk mengolah sampah. Hal yang perlu diperhatikan adalah apakah sudah ada swadaya untuk mengelola sampah dan Swadaya tersebut apakah sudah siap untuk mengelola sampah? 

Salah satu bentuk pengolahan sampah organik yaitu berupa pembuatan kompos, lubang biopori untuk menyuburkan tanah, kertas daur ulang. Sedangkan pengelolaan sampah anorganik dengan 3R. Salah satu TPS di kabupaten Malang yang menjadi percontohan terkait pengelolaan sampah yaitu TPS mulyoagung dengan biaya operasional bulanan mencapai kurang lebih 300 juta dan tenaga pengelolaan sejumlah 30 orang bentuknya berupa pembuatan pupuk organik. 

Saat diskusi, terdapat pertanyaan dari audiens, yaitu Bapak Luki selaku Ketua RW 1 di Dusun Sekar. Pertanyaannya yaitu "Bagaimana untuk menangani penumpukan sampah yang ada di TPS karena sampah belum dikelola?"

Penyampaian pertanyaan dari Bapak Luki selaku Ketua RW 1 (Dok. pribadi)
Penyampaian pertanyaan dari Bapak Luki selaku Ketua RW 1 (Dok. pribadi)

Pertanyaan ini dijawab langsung oleh Pak Dwi Siswahyudi yaitu dengan cara membudayakan di rumah ada pemilahan sampah warga dapat ditingkatkan kesadarannya dan edukasi terkait tata cara pemilihan sampah melalui ibu-ibu PKK dapat menjadi perantara penggerak pengelolaan sampah di carikan SDM yang bisa memilah dan memproduksi kan alat pengelolaan sampah yang akan diberikan di TPS. Secara bertahap sampah yang ada di TPS dipilah terutama sampah organik jika pengelolaan sampah berjalan dengan baik dapat direncanakan pengolahan sampah menjadi biogas" 

 

Selanjutnya Bapak Jamal yang merupakan kepala dusun Sekar memberi tanggapan berupa "kurang sadarnya pelanggan sampah untuk memilah sampah organik dan organik, mengingat pengangkutan sampah menggunakan Tossa dan tenaga yang masih minim setidaknya dengan bantuan ibu-ibu PKK untuk memberi Sosialisasi pada Ibu Rumah Tangga untuk memilah sampah rumah tangga agar lebih mudah pengelolaannya."

Dari salah satu kader PKK juga memberi tanggapan berupa pemberian sosialisasi terkait pemilahan sampah dan sudah ada pengelolaan berupa pembuatan tas dari bahan daur ulang. Kader PKK meminta bantuan untuk meningkatkan inovasi pengelolaan sampah" tanggapan salah satu ibu PKK. 

Hasil dari sosialisasi ini berupa keputusan yaitu ibu-ibu PKK dapat menjadi perantara untuk meningkatkan kesadaran pemilahan sampah dan dari Universitas Negeri Malang memfasilitasi untuk bekerjasama dengan pihak TPS lain dan perlu dicarikan SDM untuk mengelola alat yang akan diberikan dari Universitas Negeri Malang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun