Mohon tunggu...
Nabilatum Masruroh
Nabilatum Masruroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi

Mahasiwa Jurusan Sosiologi Universitas jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Representasi Ketidakadilan Gender yang Tertuang Pada Series Anandhi

9 Januari 2022   07:35 Diperbarui: 9 Januari 2022   07:39 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembahasan mengenai perempuan memang menjadi salah satu bahasan yang menarik apalagi mengenai sebuah isu gender nya mengenai kesetaraan dan juga keadilan. Banyaknya pergulatan wacana yang memperbincangkan mengenai sebuah keberadaan perempuan yang pada kehidupan sosial pada bagian struktur sosial yang memang sulit mereda. Segala macam isu mengenai marginalisasi, eksploitasi bahkan sampai kekerasan yang dialami oleh perempuan merupakan suatu kesatuan yang berasan dari sistem ekonomi, politik, budaya dan juga lain sebagainya yang dimana semua bagian ini memiliki suatu pengaruh besar terhadap seluruh aspek kehidupan manusia. Banyak sekali persepsi yang muncul serta melekat pada suatu masyarakat bahkan sampai menjadi suatu budaya yang dimana perempuan digambarkan sebagai sebuah simbol mencirikhaskan feminis yaitu berkaitan dengan kelembutan, keanggunan, sampai sifat lemah yang dimana segala sifat tersebuat memunculkan konsep dimana perempuan selalu dianggap lemah, tertindas dan berbagai anggapan negatif lainnya yang menjadikan suatu kedudukan perempuan menjadi selalu dinomor duakan, yang dimana hal itu menjadikan perembuan sebagai subordinat dari sebuah sistem sosial yang dimana menempatkan laki-laki pada posisi dominan.

Media massa yang merupakan salah satu sarana penunjang informasi yang kini menjadi hal yang membantu penyebaran informasi yang sangat cepat bahkan bisa mengkontruksi masyarakat lewat apa yang ditampilkan pada media tersebut. Media juga bisa membentuk opini masyarakat yang menjadi sama secara menyeluruh mengenai budaya yang dimana hal ini berpengaruh terhadap suatu kepercayaan masyarakat bahkan bisa sampai memperkuat kepercayaan yang dibangun oleh media. Melalui media massa sebuah kontruksi sosial yang ditampilkan dan mengarah kepada perempuan yang dimana selalu ditampilkan dalam wilayah domestik begitu melekat pada masyarakat yang pengaruhnya sangat kuat dalam membentuk suatu persepsi yang sama secara keseluruhan. Seperti pada televisi yang dimana banyak menampilkan berbagai macam hal salah satunya sebuah informasi yang ditampilkan dalam sebuah series tayangan. Artikel kali ini akan membahas mengenai bagaimana perempuan digambarkan dalam sebuah media massa seperti televisi, lebih tepatnya sebuah tayangan berupa series yang menceritakan dan menggambarkan isu-isu  perempuan tepatnya pada serial anandhi.

Perempuan dalam series ini banyak menggambarkan representasi feminimitas yang sangat dominan sehingga mengakibatkan suatu konsep patriarki yang terbungkus kuat didalamnya. Perempuan dalam series ini diceritakan selalu dieksploitasi yang pada adegannya dimana pemeran utama perempuan yaitu anandhi yang memiliki potensi lebih diakademik yang harus mengerjakan tugas sekolah dari laki-laki yang menikahinya. perempuan disini juga cenderung digambarkan dengan sedikit profesi yang dimana mereka hanya diharuskan dirumah dan mengurus suatu pekerjaan domestik dan dilarang untuk beraktifitas diluar seperti bekerja, menjadi seorang pemimpin bahkan bersekolah. Bahkan pada serial ini juga perempuan direpresentasikan dengan stereotype yang dimana sifatnya tradisional dan cenderung digambarkan lebih rendah posisinya dari pada laki-laki. Anandhi merupakan salah satu sinetron yang bercerita mengenai suatu pernikahan dini pada anak. Yang dimana ia terikat dengan suatu budaya tradisional india dan harus mengikuti suatu tradisi tersebut yang membatasinya dan memaksanya untuk bersikap dan melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga, mengurus suami, dan pekerjaan domestik lainnya. Anandhi juga dilarang bersekolah, bermain dengan teman sebayanya dan lain sebagainya.

Selain itu negara india sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki banyak persoalan mengenai perempuan karena budaya yang mereka miliki banyak yang membatasi dan memberikan kasta lebih terhadap laki-laki sehingga mengakibatkan pada negara india sendiri memiliki budaya patriarki yang sangat kuat dan banyak menyebabkan segala bentuk diskriminasi pada perempuan muncul. Masyarakat pada sinetron ini digambarkan masih memegang teguh adat dan juga tradisi dimana kedua orang tua anandhipun begitu sehingga mereka memilih untuk menikahkan anaknya di usia dini yang dimana juga nenek dari suaminya masih memegang prinsip bahwa perempuan itu tidak butuh untuk menempuh pendidikan dan hanya membutuhkan sebuah ilmu tentang layaknya perempuan yang sudah menikah pada umumnya.

Jika dianalisis menggunakan feminisme liberl yang dimana berpendapat bahwa kesetaraan perempuan dengan laki-laki itu dilihat berdasarkan pada kemampuan hakikinya yang dimana ketimpangan gender yang berasal dari sebuah akibat dari pola pembagian kerja melalui suatu permulaan ulang institusi suatu kunci hukum, keluarga, kerja, pendidikan bahkan media dan pada serial anandhi ini menunjukkan suatu perjuangan perempuan dalam meraih sebuah kesetaraan khususnya dalam hal pendidikan yang terlah dilihatkan dalam beberapa scene yang ada pada serial anandhi dimana perjuangannya dalam memperoleh kesetaraan digambarkan dengan pembuktiannya bahwa perempuan juga bisa berperan dalam kehidupan diluar pekerjaan domestik dan berhasil pada sektor pendidikan dan berhasil menempus pula sektor publik. Dan pada salah satu scene yang menceritakan bahwa anandhi dengan segala usahanya bisa menembus sektor publik yaitu bisa menjadi seorang pemimpin didesanya yang ia buktikan dengan kemampuannya. Ada pula pada salah satu scene yang menggambarkan bahwa wanita hanya harus bisa mengenai tentang ilmu kerja domestik saja salah satunya pada scene dimana anandhi harus membuatkan makanan untuk suaminya padahal pada anak usia 8 tahum pada nyatanya masih belum mahir untuk bisa memasak dengan wajah yang terlihat terpaksa anandhi harus memasak yang diperintahkan oleh nenek dari suminya yaitu khalyani untuk membuat makanan untuk suaminya jagdish dan melarang siapapun untuk menolongnya agar dia bisa menjadi istri yang baik yang dimana perempuan pada ranah ini didominasi harus selalu bekerja pada ranah domestik saja. selain itu juga pada beberapa adegan menceritakan bahwa tradisi dan persepsi yang dipegang oleh nenek jagdish sangat kental dan menggambarkan bahwa perempuan tak pantas menandingi suaminya dalam sektor pendidikan hal ini ditandai dengan scane pada eps 22, 10:24 yang dimana nenek khalyani tidak suka melihat anandhi membaca buku yang diberikan oleh jagdish dan menuntutnya harus bisa melayani dan bekerja pada wilayah dapur saja seperti memasak dan lain sebagainya.

Dari hasil analisis pula terdapat beberapa scene yang menunjukkan adanya banyak upaya yang dilakukan ananhi dalam penyetaraan gender atau biasa disebut dengan gerakan feminisme yang disampaikan melalui sebuah simbol seperti ekspresi, dialog, adegan-adegan dan lain sebagainya. serial ini juga menyampaikan pesan tersirat bahwa suatu pernihakan dini yang dialami oleh anak itu sangat tidak bagus dan mengakibatkan banyaknya batasan yang dialami oleh perempuan seperti mengenyam pendidikan dan harus selalu berurusan dan menyelesaikan pekerjaan domestik saja. yang dimana merepresentasikan sebuah paham feminiesme liberal dimana adanya ketidakadilan pada hak-hak perempuan dalam suatu pandangan sosial. serial ini juga membantu menjelaskan bahwa wanita juga berhal berkontribusi dan memilih untuk aktif pada kedua ruang baik itu ruang domestik atau ruang publik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun