Menjalin hubungan dengan seseorang bukanlah perkara yang mudah pada saat terjadi perselisihan. Terlebih jika keduanya sama-sama tidak ada yang mau mengakui kesalahan, mau tidak mau keputusan sepihak menjadi akhir dari hubungan.Â
"Lastri, aku tau aku salah. Maukah kamu memaafkan aku, dan bersedia kembali kepelukanku".
Well, bagaimana menyikapi kalimat diatas. Tidak dipungkiri wanita adalah makhluk dengan tingkat perasaan yang tinggi dibandingkan pria karena pri lebih mementingkan logika dibandingkan perasaan. Â Menyikapi dengan kalimat diatas menurut saya katakan "No" pada laki-laki tersebut. Masih banyak laki-laki baik di luar sana. Please, jangan katakan "kamu masih sayang," dia yang sudah buat kamu sakit hati setelah sekian lama pergi kini datang sesuka hati ingin kembali, pikirkan kembali.Â
Akan tetapi, perasaan memang sulit dikendalikan. Jika memang kamu berniat memberikan kesempatan kepada mantan terindahmu, perhatikan tiga hal ini sebelum kamu balikan dengan mantan.Â
Pertama lihat keseriusannya. Seberapa besar usaha dia untuk memperbaiki kesalahan. Cobalah sesekali buat dia marah namun, marah dalam hal wajar (tidak selingkuh) bagaimana reaksinya.Â
Kedua pastikan dia tidak mengulangi kesalahan yang sama. Memang, manusia tidaklah luput dari kesalahan. Â Tetapi, jika kesalahan yang diperbuat adalah sebuah kesalahan yang sama dan terus terulang jangan beri dia kesempatan. Putuskan hubungan dan segera move on.Â
Ketiga dia yang tegas memberimu kepastian untuk segera membawamu ke pelaminan. Bagi saya, tidak ada yang namanya mantan terindah terkecuali mantanmu yang kemudian menjadi imammu.
Indramayu, 16 Juni 2021 | 11:53
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H