Mohon tunggu...
Nabila Shobawa
Nabila Shobawa Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Focus on the positives and be grateful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dunia Milikkku

7 Juli 2020   12:31 Diperbarui: 7 Juli 2020   13:12 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sheilasafiola.wordpress.com

"Dunia telah ku genggam!"

Pak Roni yang saat ini menginjak usia 52 tahun memilih meninggalkan Dunia. Ia pergi membawa segala isi dan meninggalkan Dunia. Dunia adalah wanita yang telah menghabiskan sisa hidupnya hanya untuk pak Roni kini telah ditinggalkan tanpa ada keraguan.

Memilih meninggalkan menjadi keputusan pak Roni demi menikahi wanita yang dianggapnya memiliki segalanya. Yang jauh memprihatinkan jarak rumah bu Dunia dengan istri baru pak Roni sangatlah dekat. 

Awalnya bu Dun sapaan akrab dari bu Dunia mengetahui jika suaminya menikah lagi lantaran ada beberapa tetangga yang memberitahunya.  Saat itu lah bu Dun hanya bisa diam tanpa mengeluarkan unek-unek yang ada pada hatinya. 

Entah ada angin apa siang harinya pak Roni mengunjungi bu Dun memberikan telor bebek. Ya, mata pencaharian pak Roni selain bertani padi juga memelihara bebek. Semenjak pak Roni menikah dengan wanita lain pembagian harta telah dilakukan meski tidak setengahnya namun bagi pak Roni cukup untuk menyambung hidup bu Dun. 

"Dun, saya masih mencintai kamu. Dari lubuk hati yang paling dalam saya ingin kembali padamu.  Tapi,  di sisi lain,  saya tidak ingin meninggalkan Rani yang belum lama ini aku nikahi," ujarnya sembari meyakinkan bu Dun. 

"Saya berjanji,  saya akan adil terhadap kamu dan juga Rani." sambungnya. 

"Teruskan saja hidupmu dengan Rani,  saya iklas."

Meski telah berpisah dengan bu Dun,  pak Roni selalu menyempatkan untuk mengunjungi wanita yang telah memberikannya 5 anak entah satu minggu sekali atau dua minggu sekali. 

"Gubrak! "

Bu Dun yang sedang tidur siang terbangun dengan gebrakan pintu rumahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun