Mohon tunggu...
Nabila Shobawa
Nabila Shobawa Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Focus on the positives and be grateful

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pecahan Cangkir

21 Juni 2020   12:19 Diperbarui: 21 Juni 2020   12:15 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Prang!!!!! " suara cangkir pecah. 

Sang ayah yang mengetahui anaknya memecahkan cangkir kesukaannya langsung memarahi sang anak. 

"Dasar!  Anak tak berguna!!!"

"Kamu tau tidak, cangkir itu adalaah cangkir kesukaan ayah, yang ayah beli jauh-jauh dari Sanghai!"   

Baim adalah seorang anak yang berusia 6 tahun. Ia tak sengaja memecahkan cangkir milik sang ayah. Setelah kejadian itu,  ia segera memereskan pecahan cangkir dan memasukannya ke dalam tempat sampah. 

Seperti biasanya, di hari Minggu ia bermain bersama teman-temannya bermain sepak bola. Kali ini ia tak begitu bersemangat mengingat pernyataan ayah tentang dirinya. Ia menganggap jika dia adalah anak yang tak beguna. Dan tak henti-hentinya manyalahkan diri.  

Ia kemudian pulang dengan raut wajah berbalut kesedihan. Mendapati keadaan demikian sang ibu bertanya padanya. 

"Baim, kenapa wajahmu muram sekali? "

"Aku baik-baik saja, bu."

"Ayo cerita sama ibu," lanjut ibu dengan penasaran. 

Baim menceritakan kepada ibu tentang memecahkan cangkir kesayangan milik ayahnya tanpa sengaja. Ia pun sudah meminta maaf dan membersihkan pecahan cangkirnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun