Hari ini adalah hari yang begitu menyedihkan selama hampir 40 hari menjalani kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di salah satu desa dengan ikon hasil padi yang melimpah. Â Bersama dengan 16 teman dari berbagai fakultas tentu memberikan pengalaman berharga selama berada di posko penginapan. Â
Semua rekan berkumpul dan menceritakan suka duka selama menjalani kegiatan kkn ini. Hanya saja ada dua orang yang tidak dapat mengikuti forum ini dikarenakan ada kegiatan kampus yang tidak bisa diwakilkan. Â
"Maafkan Tati, Â Tati sering bikin kesel kalian, " ucap Tati dengan memeluk rekan di sekelilingnya.Â
Aku yang termasuk tipe orang yang cengeng justru lebih awal menangis karena tak tega harus berpisah dengan mereka yang begitu banyak mengajarkan berbagai hal.Â
"Jika kita berbisah nanti, Â tolong jangan lupakan saya, " sambung Wina sembari menahan tangisannya.Â
Kaum laki-laki yang melihat ini pun lantas bereaksi dan berusah menenangkan keadaan. "Bagaimanapun juga setiap pertemuan ada perpisahan, " sahut Qolbi sambil memainkan gitar.Â
Setelah melalukan kegiatan perpisahan di desa semuanya melakukan beres-beres untuk beregegas pulang ke rumah masing-masing. Hanya saja, Â hal ini ditunda terlebih dahulu untuk menunggu dua teman yang belum datang dari kampus. Â
Setelah keduanya datang, Â semua temanku sudah menentukan dengan siapa mereka pulang. Â Dengan pedenya aku menolak tawaran Dion untuk mengantarkanku pulang sewaktu sore. Â
"Apakah tawaran Dion masih berlaku?" gerutuku dalam hati.Â
Saat berada di dapur, Â Dion menghampiri dan menanyakan hal yang sama.Â