Fase Golden Age atau masa emas merupakan fase yang di alami oleh anak-anak pada awal kehidupannya. Diketahui bahwa fase tersebut dimulai dai usia 0-5 tahun yang merupakan salah satu fase terpenting. Karena, dalam fase golden age pertumbuhan dan perkembangan anak akan berkembang sangat pesat yang akan mempengaruhi masa depannya.
Menurut sebuah penelitian, bahwa 50% kecerdasan sebuah individu dewasa akan mulai terbentuk pada fase golden age atau tepatnya pada usia 4 tahun. Oleh karena itu, pada fase ini peran orang tua dan lingkungan sangat dibutuhkan untuk penenuhan gizi yang cukup untuk menunjang pertumbuhan fisik dan perkembangan lainnya.
Diketahui pada fase tersebut juga terdapat beberapa permasalah gizi yang menjadi hambatan pertumbuhan dan perkembangan anak salah satunya adalah kondisi kekurangan gizi dan stunting.Â
Stunting terkenal dengan istilah kerdil atau kondisi gagal tumbuh dimana tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan tinggi badan anak pada umumnya yang diakibatkan kekurangan nutrisi hebat terutama pada 1.000 hari pertama kehidupannya atau sejak dalam kandungan hingga anak usia 2 tahun. Meskipun diketahui bahwa pendek bisa terjadi karena keturunan tetapi kondisi anak yang pendek merupakan salah satu acuan bahwa anak mengalami kekurangan asupan gizi yang diterima pada saat bayi dan/atau pada saat anak masih didalam perut orang tuanya.
Salah satu daerah di Kota Bandung merupakan daerah perkotaan aktif yang terkenal dengan sentra penghasil sepatu kulit dan berbagai produk fashion berbahan dasar kulit lainnya. Daerah tersebut merupakan salah satu daerah dengan mobilitas penduduk yang padat di Kota Bandung. Oleh karena itu, sebagian dari populasi penduduknya merupakan anak usia dini baik bayi, balita, maupun anak-anak yang sedang dalam fase golden age sehingga anak-anak tersebut memiliki resiko yang sama mengalami permasalahan gizi yaitu kekurangan gizi dan stunting.
Mahasiswi KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia 2022 kelompok 49 Cibaduyut yaitu Nabila Shidqiyyah Gunawan bersama rekan-rekan tergerak untuk meminimalisir resiko tersebut.Â
Program kerja KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik yang sedang dijalani memiliki tema besar yaitu "Kelurahan Tanpa Kelaparan" yang bersinggungan langsung dengan permasalah gizi anak yaitu kekurangan gizi dan stunting.Â
Program kerja KKN Tematik tersebut dijalan selama kurang lebih 40 hari dengan rangkaian kegiatan yang sedemikian rupa dan memiliki beberapa program kerja utama seperti pendataan, sosialisasi, observasi, edukasi, pendampingan, dan PMT (Pemberian Makanan Tambahan).
Program kerja pendataan dilakukan dengan dua cara yaitu pendataan secara langsung dari sumber yang mumpuni. Pendataan secara langsung dilakukan dengan menggunakan sampel anak-anak yang berdomisili di Kelurahan Cibaduyut sebanyak kurang lebih 55 anak dengan rentang usia 4-5 tahun.Â
Bekerja sama dengan salah satu institusi sekolah yang berdomisili di Kelurahan Cibaduyut pendataan dilakukan dengan dua tahapan yaitu pengambilan data dan pengolahan data. Untuk menghasilkan data yang mumpuni sesuai dengan World Health Organization (WHO) Child Growth Standart, stunting didasarkan pada indeks panjang badan dibanding umur (PB/U) atau tinggi badan dibanding umur (TB/U) dengan batas (z-score) kurang dari -2 SD dan pengolahan data dibantu dengan pendoman PERMENKES Nomor 2 Tahun 2020.Â
Hasil pegolahan data menunjukan bahwa, tidak terdapat anak yang mengalami stunting tetapi, masih terdapat anak yang mengalami kekurangan gizi. Oleh karena itu, prevalensi kekurangan gizi mencapai angka 18% atau terdapat 10 anak dari 55 sampel anak yang mengalami kekurangan gizi. Hal tersebut dapat dipicu karena beberapa faktor dan setelah diselidiki salah satu faktor yang sangat mempengaruhi adalah kelahiran premature.