Mohon tunggu...
Nabila Safira
Nabila Safira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Airlangga

merupakan mahasiswi semester dua jurusan akuntansi di universitas Airlangga, memiliki hobi membaca dan memasak.Menyukai makanan pedas dan menyukai aneka olahan mie.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Trend Kosmetik Share in Jar Berbahaya? Mengapa?

18 Mei 2023   19:00 Diperbarui: 18 Mei 2023   19:08 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun terakhir, perkembangan kosmetik terutama pada perawatan wajah dan make up berkembang pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari beragamnya produk kosmetik yang ada di pasaran, mulai dari harga puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Bahkan saking ketatnya persaingan di dunia kosmetik, masing masing brand berlomba lomba untuk menjadikan artis Korea sebagai brand ambassador mereka. Akibat dari fenomena tersebut membeli kosmetik secara share in jar menjadi tren, terutama pada kosmetik high-end brand dengan harga selangit. Opsi untuk membeli kosmetik share in jar ini dianggap sebagai win-win solution bagi konsumen yang ingin membeli produk kosmetik high-end dengan harga murah atau sekedar untuk mencoba apakah produk tersebut cocok dengan kondisi kulit mereka sebelum membeli produk dengan ukuran aslinya.

Kosmetik share in jar sendiri adalah isi kosmetik yang dibagi ke dalam wadah wadah kecil (jar) lalu dijual melalui media sosial atau e-commerce. Tetapi baru baru ini, badan pengawas obat dan makanan (BPOM) mengeluarkan statement bahwa kosmetik share in jar termasuk ke dalam kategori kosmetik ilegal meskipun kosmetik aslinya telah mendapatkan izin dari BPOM. Hal ini bisa terjadi karena faktor faktor berikut :

1. Kosmetik share in jar tidak terjamin kualitas kebersihannya, dalam hal ini apakah wadah wadah yang dipakai telah di sterilisasi atau belum, lalu alat yang digunakan untuk membagi isi kosmetik apakah sudah sesuai dengan standar kebersihan atau tidak.

2. Batas pemakaian atau expired yang tidak jelas, produk kosmetik share in jar sering kali tidak mencantumkan tanggal batas pemakaian yang jelas sehingga dapat menjadi berbahaya bagi konsumen.

3. Tidak ada jaminan bahwa isi produk adalah asli, bisa jadi isi produk telah di campur atau di ganti dengan isi produk kosmetik lain.
Nah, karena sudah mengetahui mengenai kelebihan dan kekurangan dari kosmetik share in jar, konsumen sangat disarankan untuk membeli kosmetik dengan ukuran aslinya untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan seperti iritasi pada kulit, ruam pada wajah, dan rusaknya skin barrier pada wajah akibat ketidakjelasan dari produk kosmetik share in jar. Konsumen dapat memastikan jenis dan kebutuhan kulit sebelum memutuskan untuk membeli produk dengan ukuran aslinya atau bisa juga dengan berkonsultasi dengan dokter kulit atau beauty advisor (BA) brand produk yang ingin dibeli. Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu para konsumen untuk tidak membeli produk kosmetik secara share in jar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun