Perayaan maulid telah menjadi bagian dari kehidupan keagamaan masyarakat Muslim di dunia sekarang ini. Bahkan tanggal 12 Rabiul Awal merupakan hari libur di banyak negeri Muslim. Maulid Nabi bukan hanya sekadar seremonial. Ada satu catatan penting bagaimana peringatan hari kelahiran Nabi itu menjadi cara efektif untuk menyatukan umat Islam menjadi satu kesatuan.
 Salah satu ulama mengatakan kisah itu terjadi pada masa pemerintahan Sultan Salahudin Al Ayubi, panglima perang Dinasti Mamluk, yang lantas mendirikan Dinasti Ayuubiyah, Mesir, yang kala itu menghadapi perang salib. Pada masa itu, umat Islam terpecah karena perbedaan kenagaraan, suku dan aliran berbeda.
 Salahudin menggelar perayaan Maulid Nabi secara besar-besaran dengan tujuan membangkitkan semangat umat Islam yang telah padam untuk kembali berjihad dalam membela Islam pada masa Perang Salib.Terbukti kemudian, pasukan Islam di bawah Salahudin berhasil merebut Yerusalem, dengan perayaan mengenang perjuangan Nabi Muhammad.
Kota Medan, khususnya Desa Pematang Ganjang, Kabupaten Serdang Bedagai, tempat saya di lahirkan dan menjadi kampung halaman saya, kembali diramaikan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang penuh khidmat dan meriah. Acara yang diselenggarakan setiap tahunnya menampilkan berbagai kegiatan menarik yang melibatkan seluruh kalangan masyarakat, dari anak-anak hingga dewasa. Suasana penuh semangat persaudaraan dan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW begitu terasa di setiap sudut perayaan.
Â
Para remaja masjid menggelar bermacam lomba antar desa yang berlangsung selama seminggu sebelum peringatan maulid Nabi. Lomba-lomba bernuansa Islami menjadi daya tarik tersendiri. Anak-anak muda beradu kemampuan dalam lomba pidato, puisi, kaligrafi, halafan surah pendek, dan adzan. Suara-suara merdu mengalun indah, membacakan syair-syair pujian kepada Nabi, serta lantunan adzan yang syahdu menggema, menambah semarak suasana. Kompetisi ini tidak hanya menguji kemampuan, tetapi juga menjadi wadah untuk menumbuhkan kecintaan terhadap agama dan tradisi Islam. Para peserta tampak antusias dan bersemangat, menunjukkan bakat dan potensi mereka dengan penuh percaya diri.
Â
Tibalah saat yang ditunggu-tunggu, acara yang dimulai setelah sholat magrib pada tanggal 12 Rabiul Awal di Masjid Jami' Pematang Ganjang. Puncak acara diisi oleh ceramah agama yang disampaikan oleh seorang tokoh ulama terkemuka. Beliau menyampaikan tausyiah yang inspiratif dan penuh hikmah, mengajak jamaah untuk meneladani akhlak dan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. Ceramah tersebut disambut dengan penuh antusias oleh para hadirin yang hadir dari berbagai penjuru desa. Ruangan utama masjid dipenuhi jamaah yang khusyuk mendengarkan wejangan-wejangan penuh makna.
Â
Selain acara inti, panitia juga menyuguhkan hiburan yang beragam untuk memeriahkan suasana. Musik pop religi yang dibawakan oleh penyanyi lokal turut menghibur para hadirin. Sajak-sajak puisi yang bernuansa Islami juga dibacakan, menambah keindahan dan kedalaman makna perayaan Maulid ini. Hiburan lain yang tak kalah meriahnya adalah penampilan rebana dari anak-anak dan remaja. Irama rebana yang dinamis dan energik menambah semarak suasana, membuat para hadirin larut dalam kegembiraan. Acara membagian hadiah para pemenang lomba juga tak kalah heboh, suara sorakan dari para mendukung setiap desa menggema di acara maulid ini.
Â
Perayaan Maulid Nabi di Serdang Bedagai tahun ini menjadi bukti nyata akan kekompakan dan semangat persaudaraan umat Islam di daerah tersebut. Acara yang terselenggara dengan sukses ini diharapkan dapat terus menginspirasi dan memperkuat ukhuwah Islamiyah di tahun-tahun mendatang. Semoga semangat keislaman dan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW terus terpatri di hati setiap insan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI