Mohon tunggu...
Nabila Rusadi
Nabila Rusadi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Mahasiswi STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh (Aceh Barat) Pelatih renang akuatik lisensi D

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gedung Baru, Rampung atau Rempong?

15 September 2024   21:58 Diperbarui: 15 September 2024   22:40 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis : Nabila Rusadi, Mahasiswa Prodi KPI STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh

Aceh Barat-Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Teungku Dirundeng Meulaboh, didirikan 17 Desember 1984 sebagai Yayasan Pendidikan Teungku Chik Dirundeng Meulaboh dan pada 19 September 2014 berubah menjadi STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. 

Seiring berjalannya waktu, mahasiswa STAIN terus bertambah sehingga diperlukan penambahan gedung dan fasilitas. Alhamdulillah pada 26 Agustus 2024 STAIN mengoperasikan proses perkuliahan di gedung baru Jurusan Dakwah dan Penyiaran Islam. 

Namun kebersihan lingkungan gedung baru menjadi sorotan, setelah ditemukannya sisa-sisa bangunan seperti serpihan keramik  di area parkir dan sisa semen di belakang gedung yang belum dibersihkan.

 "Serpihan keramik dan sisa semen ini sangat mengganggu. Saya khawatir bisa melukai kaki saat berjalan, " ujar Idris, salah satu mahasiswa yang mengeluhkan kondisi tersebut. "Ini juga mengganggu pandangan saya antara gedung dakwah yang dibangun sangat indah dengan latar belakang hutan yang alami tetapi sisa-sisa material ini tidak dibenahi, " tambahnya. 

Menanggapi hal ini, Vazil, Ketua Dema STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, memberikan tanggapan. "Sisa-sisa bangunan seharusnya tidak dibiarkan begitu saja. Ini menunjukkan kurangnya perhatian kita terhadap kebersihan dan keselamatan lingkungan kampus, " tegasnya. Ia juga merencanakan kegiatan untuk seluruh mahasiswa yang berasal dari gedung dakwah untuk melakukan kerja bakti guna menjaga lingkungan kampus. 

Dosen STAIN, Aan Muhammady yang juga merupakan Pimpinan LSM Bumoe Indatu Ceudah (BIC) Peduli Bumi, menuturkan pembenahan untuk pemilihan sampah sebagai tahap awal kita menjaga ekosistem hutan. Hal ini menjadi peringatan penting agar sampah plastik dan sisa material tidak dibakar sembarangan karena akan memicu benih kanker paru-paru dan merusak kehidupan hewan-hewan lainnya seperti monyet dan burung. 

Dengan melihat betapa indah dan lengkapnya fasilitas di gedung yang sudah rampung ini tidaklah baik apabila sisa-sisa pembangunan dibiarkan begitu saja banyaknya resiko besar yang akan ditanggung dari berbagai pihak. "Saya mengajak seluruh mahasiswa dan organisasi kampus berkolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan ini sebab kita tidak bisa hanya bergantung pada satu pihak, " tuturnya. 

Untuk itu kita sebagai mahasiswa harus melakukan aksi nyata membersihkan lingkungan kampus dari sisa-sisa pembangunan demi keamanan dan kenyamanan bersama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun