Datangnya Ramadhan memberikan makna yang begitu dalam bagi umat Islam, dimana di bulan suci ini, pintu-pintu taubat dibuka, segala amal perbuatan dilipatgandakan pahalanya. Bulan ini memungkinkan untuk umat Islam mendapatkan keberkahan, ampunan dan ketentraman jiwa. Bulan Istimewa dari bulan yang lain, bulan Ramadhan ibarat sungai yang luas, deras, jernih dan bersih airnya yang disediakan oleh Allah untuk kita bisa mandi sesuka hati kita ke dalamnya untuk membersihkan diri kita di sungai itu. Namun, Ramadhan kali ini terasa begitu cepat berlalu.
Kini tamu istimewa "Ramadhan" 1445 H, sudah memasuki hari ke 30. Dia kini bersiap pergi meninggalkan kita, tidak ada yang bisa menghalanginya untuk tetap bertahan lebih lama, mungkin kita yang tidak sadar akan kepergiannya atau mungkin kita yang terlalu abai dengan bulan yang penuh berkah ini.
Saat ia pergi, mudah-mudahan kita telah melewatinya dengan amalan-amalan terbaik serta meraih berbagi keutamaan yang ada pada Ramadhan, diampunkan dosa dan juga diterima semua amal ibadah kita.
Sungguh tidak terasa kini sudah berada di penghujung bulan penuh berkah ini. Padahal, seakan baru kemarin ia menyapa. Ia berjalan seperti angin, berlalu begitu cepat. Tapi sayang, kita terlalu santai dan lambat meresponnya, tidak menggunakan full power dan tidak memanfaatkan waktu bersama dengan baik. Bahkan banyak waktu terlewat begitu saja, banyak amalan yang luput, kadang kita juga melewati hari-hari Ramadan ini seperti hari-hari biasa di bulan lain.
Maka, bergembiralah bagi kita yang telah memaksimalkan waktu Ramadhan dengan memperbanyak Ibadah serta mendirikan qiyamullail dibalik tengah kondisi hiruk pikuk kehidupan dunia saat ini. Lantas, bagaimana dengan kita yang masih saja menikmati hari Ramadhan seperti hari biasa di bulan lain bahkan sampai menyepelekan bulan suci ini. Namun ada kabar celaka orang yang menyepelekan Ramadhan dari malaikat Jibril yang diaminkan Rasul. sebagai bunyi hadits dibawah ini.
" Jibril 'alaihis salam berkata kepadaku: 'Sungguh sangat merugi seseorang yang ia masuk ke dalam bulan Ramadhan lalu tidak diampuni dosanya.'Kata Nabi Muhammad SAW: ' Aku pun mengucapkan : Aamiin ( Ya Allah, kabulkanlah). '"
( HR.Tirmidzi no. 3545)
Kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, umat terakhir, umat yang terbaik untuk menyuruh berbuat amar makruf nahi mungkar, oleh karena itu perlu disadari bahwasanya kehidupan dunia ini bukanlah abadi. Ada kehidupan akhirat yang perlu dipersiapkan bekal yang begitu banyak untuk mengahadapi kehidupan berikutnya yaitu akhirat yang bersifat abadi.
Tentunya Ramadhan adalah momen yang tepat bagi kita sebagai umat Islam kembali, merenungi buat apa kita dilahirkan di dunia. Bukankah Allah telah berfirman dalam Qur'an surat Adzariyat ayat 56 yang artinya : " Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaku"Â Â
Kini tiba waktunya untuk melihat atau evaluasi aktivitas dan kegiatan kita selama Ramadan ini, apakah sudah menyelesaikan target-target yang telah disusun sebelum masuknya Ramadhan atau mission failed, atau sebaliknya bagi kita yang masih lalai dan bahkan menyepelekan bulan ini perlu menjadi menjadi catatan besar, mengapa kita Masi abai dan terlihat tenang disaat orang- orang berlomba dalam mengejar keberkahan bulan Ramadhan namun kita hanya bersantai dan berdiam di zona nyaman.
kalau kita ibaratkan hari-hari bulan Ramadhan dalam sebuah kompetensi para peserta semakin lama semakin sedikit hanya mereka yang bersungguh-sungguh dan konsisten yang berhasil lolos dari babak sebelumnya.