Beraneka jenis makanan yang dijual di pinggir jalan jelas sangat menggoda kita untuk segera membelinya. Cimol, gorengan, batagor, siomay, dan jajanan lainnya yang biasa dijajakan di pinggir jalan tentu sudah sering kita beli. Seperti halnya yang turut dirasakan orang lain, siapa sih yang tidak suka berburu jajanan?. Bahkan sebagian dari kita ada yang tiap harinya tidak pernah absen dalam membeli jajanan.Â
Zaman yang terus berkembang melahirkan banyak orang yang semakin bervariasi dalam menyajikan makanan yang menarik untuk mereka jual. Ditambah dengan canggihnya zaman yang membuat kuliner semakin mudah dipromosikan menjadikan banyak dari kita menjadi Fear Of Missing Out (FOMO) berburu makanan tersebut.Â
Namun pernahkah kamu sadari bahwa sebagian besar jajanan yang kita beli tersebut masih menggunakan plastik atau pun produk sejenisnya. Produk kemasan sekali pakai tersebut tentu tidak ramah lingkungan. Bisa kamu bayangkan jika banyak orang membeli jajanan dari satu tempat berapa banyak kira-kira kemasan plastik atau sejenisnya mereka butuhkan dalam sehari. Tentu dalam satu tempat penjual makanan membutuhkan banyak plastik, bayangkan bagaimana dengan tempat penjual makanan lain.Â
Jika kita akumulasikan pasti jumlahnya akan lebih banyak lagi. Kondisi menghawatirkan pun menyerang keadaan bumi kita tanpa kita sadari. Penumpukan sampah plastik yang belum tentu semua orang dapat mengolahnya dengan benar tentu akan menjadi limbah yang dapat merusak lingkungan.Â
Kantong plastik yang bisa kita peroleh dengan mudah hanya dengan membeli jajanan saja membutuhkan waktu sekitar 10 hingga 500 tahun untuk dapat terurai. Produk dari plastik lainnya bisa terurai namun tetap dalam rentang waktu yang berbeda beda mulai dari puluhan hingga ratusan tahun. Sungguh memerlukan waktu yang sangat lama bukan?.Â
Sampah plastik yang sudah terurai tidak akan hilang begitu saja namun ia berubah menjadi mikroplastik, partikel-partikel plastik yang tidak terlihat mata. Mikroplastik ini nantinya akan banyak dimakan oleh ikan atau ternak yang mengira bahwa itu merupakan makanan. Tentu saja hal ini berbahaya bagi kesehatan hewan maupun manusia yang tidak sengaja mengonsumsinya. Â
Memakai wadah sendiri dapat menjadi langkah mudah bagi kita dalam upaya pengurangan sampah. Kebiasaan yang dianggap receh ini dapat berdampak besar bagi lingkungan kita. Perubahan satu orang tentu telah memberi dampak bagi keberlangsungan kehidupan kita. Bayangkan jika ada lebih banyak orang yang menerapkan kebiasaan baik ini, tentu lebih banyak sampah yang dapat kita kurangi.
Kemanapun kita pergi untuk berbelanja, maupun sekadar membeli jajan di pinggir jalan ataupun ke tempat makan kita dapat membawa wadah berkelanjutan ini untuk menggantikan posisi wadah plastik yang biasanya disediakan gratis oleh para penjual makanan. Namun masih ada sebagian dari kita yang ragu untuk memulai ataupun mencoba kebiasaan ini karena beberapa faktor salah satunya karena gengsi maupun malas dalam membawanya.Â
Berikut ini beberapa cara agar kita mudah dalam memulai kebiasaan baik ini:
- Pilihlah wadah makanan maupun minuman berkelanjutan yang menurut kamu menarik. Berbagai variasi bentuk wadah tersedia, kamu dapat memilihnya sesuai dengan seleramu. Agar kamu tidak merasa gengsi dengan wadah yang kamu punya pilihlah bentuk wadah terbaik karena wadah ini akan selalu kamu bawa kemanapum kamu pergi.
- Kamu bisa beralih dari wadah berbahan kaca ke wadah berbahan stainless steel jika menurutmu itu akan memberatkan bawaanmu. Namun jika kamu tidak keberatan dengan risiko gampang pecah, kamu tetap dapat memilih memakai wadah makanan maupun minuman berbahan kaca ini.
- Wadah berbahan stainless steel dapat menjadi pilihan yang tepat karena kemampuan nya dalam menjaga suhu. Sudah banyak merk wadah makanan maupun minuman yang menggunakan bahan ini. Bahkan ada yang sempat menjadi trending di salah satu media sosial karena kemampuan nya dalam menjaga agar es dalam wadah minuman tidak cepat mencair.Â
- Wadah berbahan bambu dapat pula menjadi opsi yang bisa kamu gunakan jika ingin mencoba sesuatu yang memiliki rasa tradisional. Namun jika dibandingkan dengan wadah makanan maupun minuman berbahan stainless steel maupun kaca, wadah berbahan bambu ini kurang tahan lama.
- Coba kebiasaan ini terlebih dahulu dalam beberapa minggu. Tentu kita tak asing dengan istilah bisa karena terbiasa bukan. Merasa berat tentu kita rasakan ketika baru mencobanya namun jangan jadikan itu alasan untuk kamu berhenti melakukannya. Teruskan kegiatan ini hingga menjadi kebiasaan mu tiap harinya.
- Sadari bahwa dengan membawa wadah makanan atau minuman sendiri akan lebih menjamin kebersihan dari makanan yang kita bawa. Pola hidup minim sampah ini juga termasuk pola hidup sehat lho dibanding jika kita memakai plastik sebagai wadah makanan yang belum tentu baik untuk kesehatan.Â
- Ajak temanmu untuk membawa wadah berkelanjutan juga. Memiliki teman yang sama-sama melakukan pola hidup yang sehat tentu membuat kita semakin bersemangat dalam menerapkan pola hidup ini dalam kehidupan kita.
Penggunaan wadah berkelanjutan tentu mampu menjadi salah satu opsi yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sampah. Masih banyak cara lainnya sebagai upaya penyelamatan lingkungan kita namun cara ini merupakan cara termudah yang tentu bisa dilakukan oleh semua orang. Dengan menciptakan pola hidup minim sampah dapat meningatkan kualitas hidup kita. Jangan sampai indonesia darurat sampah. Jika kita tidak pandai dalam mengelola sampah yang kita punya maka kita dapat mengurangi sampah yang kita hasilkan. Kurangi sampah selamatkan lingkungan kita.