Mohon tunggu...
Nabila Rachmi
Nabila Rachmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang Mahasiswi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lebih Dekat Kurikulum Merdeka sebagai Langkah Awal Perubahan Pendidikan di Era Society 5.0

20 Desember 2023   21:15 Diperbarui: 20 Desember 2023   21:26 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) pada Februari 2022 sebagai program Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum 2013 atau Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan) pasca pandemi COVID-19. Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan dalam pengembangan Kurikulum Merdeka yang diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024.

Dikutip dari detik.com per Juli 2023 Kurikulum Merdeka telah diadopsi diadopsi oleh 300 ribu sekolah di Indonesia. Kemendikbudristek memproyeksi bahwa Kurikulum Merdeka akan menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024. Sejalan dengan hal tersebut, penerapan Kurikulum Merdeka yang telah dilaksanakan menunjukkan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan pendidikan di Era Society 5.0.

Karakteristik Kurikulum Merdeka didasari oleh tiga hal yaitu basis kompetensi, pembelajaran yang fleksibel, dan karakter Pancasila. Kompetensi merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Dalam kurikulum merdeka kompetensi disebut dengan Capaian Pembelajaran (CP) yang terdiri dari sekumpulan materi yang disusun dalam bentuk narasi.

Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas hasil pembelajaran pada setiap tahapan fase dan jam pelajaran. Hal ini mendorong pembelajaran yang menyenangkan dan relevan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan.  Kurikulum Merdeka juga memberikan dukungan bagi pendidik melalui perangkat ajar dan materi pelatihan guna mengembangkan kurikulum satuan pendidikan serta melaksanakan pembelajaran berkualitas.

Dalam Kurikulum Merdeka dikembangbankan pula karakter Pancasila atau lebih dikenal dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)  yang merupakan pengeimpelementasian sejumlah ciri karakter yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik  selama proses pembelajaran. P5  ini didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila, istilah ini sama dengan istilah PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) dalam Kurikulum 2013. Ada enam elemen utama yang harus dimiliki oleh Pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Selain dari tiga karakteristik yang menjadi ciri khas dari Kurikulum Merdeka, implementasi kurikulum ini juga berdasar pada perkembangan teknologi era Society 5.0. Pada proses pembelajaran, Kurikulum Merdeka menekankan integrasi teknologi sebagai salah satu fondasi utama. Implementasi kurikulum ini memanfaatkan inovasi digital untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan peserta didik di abad ke-21.

Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran tidak hanya terbatas pada penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak modern, tetapi juga melibatkan pendekatan pembelajaran berbasis daring, simulasi, dan konten multimedia. Pembelajara yang mengedepankan aspek digital tidak hanya menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan.

Dalam hal ini implementasi Kurikulum Merdeka bukan sekadar mengikuti perkembangan zaman, melainkan menjadi landasan untuk membentuk generasi unggul di Era Society 5.0. Dengan memadukan karakteristik khas Kurikulum Merdeka dan kemajuan teknologi, pendekatan pembelajaran yang adaptif dan inovatif dapat memberikan bekal yang relevan bagi peserta didik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun