Mohon tunggu...
Nabila Putri
Nabila Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hy saya Nabila saya suka travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Snouck Hurgronje: Orientalis Barat yang Mendalami Sejarah Islam Biografi dan Karya-karyanya

27 Juni 2024   21:51 Diperbarui: 27 Juni 2024   21:53 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Biografi

            Christiaan Snouck Hurgronje lahir pada 8 Februari 1857 di Costerhout, Belanda. Sejak kecil, ia dibesarkan dalam agama Nasrani oleh orang tuanya yang merupakan seorang Pastor Gereja Gereformeerd (Calvinist). Setelah menyelesaikan Hogere Burgerschool di Breda dan lulus ujian negara pada usia delapan belas tahun, ia diterima di Universitas Leiden di jurusan Teologi. Di sana, ia mengambil ujian kandidat dalam bidang teologi dan kemudian dalam ilmu sastra Samiyah. Saat berkuliah, Snouck Hurgronje mulai tertarik dengan Islam. Pada 24 November 1880, ia meraih gelar doktor "cum laude" dalam ilmu sastra dengan disertasinya tentang perjalanan haji ke Mekah yang berjudul "Het Mekkaansche Feest" (Perayaan di Mekah).

Pada tahun 1885, Christiaan Snouck Hurgronje masuk Islam dan melakukan perjalanan ke Mekkah. Seperti orientalis lain pada masanya, Snouck menggunakan pakaian dan berperilaku seperti seorang Muslim untuk dapat terintegrasi dan berinteraksi lebih dalam dengan masyarakat Muslim di Mekkah. Karena itu, tidak mengherankan jika ia mendapat pengetahuan detail yang sangat mendalam tentang kota Mekkah.

Pada tahun 1889, Pemerintah Belanda memanggil Snouck untuk melakukan penelitian di Aceh. Meskipun demikian, tujuan utama Snouck sebenarnya adalah untuk mengawasi situasi di Aceh. Penelitian keislaman yang dilakukannya memiliki dampak signifikan terhadap pengendalian pemerintah terhadap penduduk pribumi di Indonesia. Saat perang antara Aceh dan Belanda berkecamuk, Snouck memberikan saran kepada pemerintah kolonial untuk menghadapi ulama-ulama yang memainkan peran kunci dalam menggerakkan rakyat. Namun, menyadari bahwa pasukan Belanda tidak mungkin menang dalam pertempuran langsung dengan pasukan Aceh, Snouck menyarankan agar Hindia Belanda bekerja sama dengan Uleebalang yang khawatir kehilangan kedudukan mereka dan percaya bahwa Islam dapat menggantikan adat istiadat tradisional di Aceh.

Selain melakukan kegiatan pengintaian di Aceh, Snouck juga berperan dalam merumuskan semua kebijakan kolonial Belanda yang berkaitan dengan urusan umat Islam. Atas usulnya, Belanda mencoba untuk memenangkan dukungan ulama dengan melibatkan massa. Tidak mengherankan, setelah pengalamannya di Aceh, Snouck juga memberikan saran tentang cara mengendalikan beberapa daerah di Jawa dengan cara memperlakukan ulama dengan baik. Demikianlah gambaran tentang Snouck Hurgronje, seorang figur yang kontroversial terutama di kalangan Muslim Indonesia, khususnya di Aceh.

Karya-karyanya

         Karya ilmiah Snouck Hurgronje terbagi menjadi dua jenis, yaitu buku dan makalah. Salah satu karyanya yang terkenal adalah tulisannya tentang Kota Mekkah, yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama diterbitkan di Den Hag pada tahun 1888 dan bagian kedua tahun 1889. Selain itu, karyanya berjudul "De Atjehers" juga terdiri dari dua bagian yang diterbitkan di Batavia dan Leiden, serta "Daerah Gayo dan Penduduknya". Bagian kedua dari buku Mekkah dan kedua bagian dari buku De Atjehers telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Buku-buku ini berisi analisis ilmiah tentang masyarakat Aceh dan dipublikasikan, sementara ia juga menulis laporan untuk pemerintah Belanda yang berjudul "Kejahatan Aceh", yang memberikan argumen untuk menghadapi rakyat Aceh.

Karya-karyanya dalam bentuk makalah termasuk "Munculnya Islam", "Perkembangan Agama Islam", "Perkembangan Politik Islam", dan "Islam dan Pemikiran Modern". Semua makalah ini dikumpulkan oleh muridnya, A.J. Wensinck, dalam buku berjudul "Bunga Rampai dari Tulisan Christiaan Snouck Hurgronje", yang terdiri dari enam jilid. Jilid keempat buku ini dibagi menjadi empat bagian yang mencakup berbagai topik, seperti sejarah Islam, syariat Islam, Islam di Indonesia, bahasa dan sastra, serta kritik buku dan tulisan-tulisan lainnya.

Dalam menulis karya-karyanya tentang Islam, Snouck menggunakan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi adalah pendekatan filsafat yang fokus pada analisis fenomena yang muncul dalam kesadaran manusia, yang berasal dari kata Yunani phainmenon yang berarti "sesuatu yang tampak" dan lgos yang berarti "ilmu".

Daftar Pustaka

Fajriudin, 2018, Historiografi Islam, Konsepsi dan Asas Epistemologi Ilmu Sejarah dalam Islam, Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.

Humar Sidik, CHRISTIAAN SNOUCK HURGRONJE DALAM DINAMIKA ISLAM DI ACEH PADA MASA KOLONIAL BELANDA, Jurnal Artefak Vol.7 No.1 April 2020.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun