Perkembangan Konsep DiriÂ
Konsep diri merupakan pandangan dan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri dan mencakup berbagai aspek seperti aspek fisik, psikologis, sosial, dan emosional. konsep diri adalah gambaran keseluruhan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, hal ini termasuk menilai keyakinan, perasaan, karakteristik dan kemampuan individu. Jenis-jenis dan aspek konsep diri yaitu Diri Fisik : Persepsi individu terhadap kondisi fisiknya, termasuk penampilan dan kesehatan, Diri sosial : Bagaimana individu memandang peran dalam interaksi sosial dan hubungan dengan orang lain, dan Diri emosional : Perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri, seperti harga diri dan kepuasaan hidup.Â
Perkembangan konsep diri menurut ahli (Menurut Erik Erikson)Â
Trust vs Mistrust (Lahir - 18 Bulan)Â
Autonomy vs Shame and Doubt (usia 18 bulan - 3 tahun)Â
Initiative vs Guilt (usia 3-6 tahun)Â
Industry vs Inferiority (usia 6-12 tahun)Â
Identity vs Role confusion (usia 12-18 tahun)Â
Intimacy vs Isolation (usia 18-40 tahun)Â
Generativity vs Stagnation (usia 40-65 tahun)Â
Integrity vs Despair (usia >65 tahun)
Fungsi konsep diri membangun hubungan sosial yang baik citra diri yang baik dapat mempengaruhi hubungan seseorang dengan lingkungan sosialnya. Menerima kelebihan dan kekurangan diri konsep diri yang baik membuat individu bisa menerima kelebihan dan kekurangannya sendiri. Mengarahkan perilaku ini berperan penting dalam menentukan dan mengendalikan perilaku individu orang. Mengembangkan kepribadian ini bagian penting dalam perkembangan kepribadian seseorang dengan citra diri positif. konsep diri dan pengaruhnya terhadap tingkah laku yang positif dengan aktivitas positif dengan konsep diri positif cenderung menampilkan tingkah laku sosial yang baik, seperti aktif, kerja keras dan menghormati orang lain. Sedangkan Negatif dengan rendah diri ini negatif cenderung menampilkan tingkah laku yang baru dan emosi buruk cenderung memiliki emosi dan tingkah laku yang lebih buruk dan merespon tanggapan dari orang lain.Â
Perkembangan EmosiÂ
Emosi adalah respons psikologis dan fisiologis yang muncul sebagai reaksi terhadap stimulus tertentu. Secara sederhana, emosi dapat diartikan sebagai perasaan yang kuat yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu, dan sering kali disertai dengan perubahan fisik, seperti peningkatan denyut jantung atau pernapasan yang cepat. Perkembangan emosi merupakan suatu keadaan yang lebih kompleks dimana pikiran dan perasaan ditandai dalam bentuk perubahan biologis yang muncul akibat dari perilaku individu baik berupa perasaan, nafsu maupun suasana mental yang tidak terkontrol. Jean piaget menekankan hubungan antara perkembangan kognitif dan emosional.Â
Sensorimotor (0-2 tahun)Â
Pada tahap ini, bayi memahami dunia melalui panca indera dan tindakan fisiknya.Â
Pra Operasional (2-7 tahun)Â
Selama periode ini, anak-anak mulai menggunakan simbol dan bahasa. Mereka mengembangkan imajinasi dan berfokus pada diri mereka sendiri.Â
Operasional Konkret (7-11 tahun)Â
Anak-anak mulai mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang perasaan orang lain dan dapat mulai memahami perspektif orang lainÂ
Operasional Formal (12 tahun dan seterusnya)Â
Pada tahap ini, kemampuan berpikir abstrak dan logis berkembang. Individu dapat memahami dan mengekspresikan emosi dengan lebih kompleks.Â
Jenis-Jenis EmosiÂ
Seorang psikolog asal amerika serikat, paul ekman menyebutkan ada enam macam emosi dasar manusia.Â
1. Emosi Bahagia : Bahagia bisa diartikan sebagai kondisi emosional yang ditandai dengan perasaan senang, ceria, gembira, kepuasaan, dan sejahtera.Â