- Penerbit: Baca
- Penerjemah : Dwita Rizkia
- Cetakan Pertama : 2017
- Jumlah Halaman : 220 Halaman
- Genre : Fiksi Psikologis
Buku ini menyuguhkan babak awal adegan-adegan menggetarkan dari mimpi buruk Young Hye secara eksplisit. Berlanjut dengan babak kedua pembaca diajak berimajinasi dengan bayangan adegan sensual tubuh Young Hye yang ditato/dilukis. Dan, babak terakhir penulis membayar rasa penasaran pembaca melalui cerita dari sudut pandang masa lalu Young Hye dari kacamata sang kakak.
Han Kang menekankan beberapa hal, misalnya korban kekerasan pada anak berdampak pada rendahnya cara pandang terhadap diri. Bahkan saat sudah dewasa para korban punya kecenderungan sulit menentukan pilihan hidup dan yang lebih parah berupaya menghilangkan nyawanya sendiri. Selanjutnya, masyarakat patriarki memandang tubuh manusia sebagai objek seksual dan simbol kedudukan yang lebih tinggi dari orang lain. Padahal tubuh manusia adalah otoritas individu yang tidak boleh diusik oleh manusia lain tanpa persetujuan yang bersangkutan. Kemudian, penolakan tokoh utama untuk memakan daging menjadi kontroversi di kalangan sosial. Sebab, masyarakat Korea terbiasa mengonsumsi daging hampir setiap hari. Selama perayaan Chuseok masyarakat Korea menghidangkan daging sebagai simbol keberuntungan. Nah, perilaku Young Hye tentu melawan arus budaya dan ditentang oleh banyak orang, termasuk keluarga besarnya. Han Kang juga menggambarkan keinginan Young Hye untuk bebas dari kungkungan stigma dengan metafora sebuah tumbuhan yang berfotosintesis. Sebab, tumbuhan hanya membutuhkan sinar matahari sehingga tidak melukai apa pun untuk bertahan hidup.
Sayangnya, Han Kang tidak memberikan penjelasan soal metafora potongan daging dan darah yang terus menghantui Young Hye. Pembaca diminta untuk menganalisis dan berteori dua hal tersebut termasuk dalam gambaran kejadian di dunia nyata. Novel ini layak dibaca untuk kamu yang senang dengan kritik sosial dan budaya yang berkembang di masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI