Pendidikan yaitu proses perubahan sikap maupun tata perilaku  seseorang maupun kelompok orang, didalam upaya pendewasaan manusia melalui pengajaran dan pelatihan yang meliputi proses, cara, dan perbuatan mendidik. Bicara tentang pendidikan, tidak luput dari sekolah maupun perguruan tinggi. Tujuan pendidikan itu sendiri untuk mencerdaskan manusia. Dengan melalui pendidikan manusia diharapkan bisa mendapat bekal ilmu baik itu pengetahuan, kreativitas, kepribadian yang baik dan tidak lupa bertanggung jawab.
Seperti yang kita semua rasakan khususnya para pelajar maupun mahasiswa bahkan orangtua sekalipun, dalam penerapan pjj pada kenyataannya memunculkan banyak sekali suatu hambatan dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Dimana semua sistem pendidikan diharuskan bahkan tetap dituntut untuk tetap mencapai kurikulum atau ketetapan yang ada. Dalam hal ini banyak juga menuai munculnya masalah dikarenakan adanya sebuah culture shock atau dengan kata lainnya masih belum bisa beradaptasi antara pelajar, mahasiswa maupun tenaga didiknya.
Dari hal tersebut bisa dikatakan pjj yang dilaksanakan masih memerlukan kesiapan ekstra, baik pelajar, mahasiswa, maupun orangtua sekalipun. Mulai dari berubahnya metode belajar mengajar menjadi daring, seperti menggunakan platform zoom meeting untuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, dalam kebijakan ini juga banyak menuai pro kontra, selain dinilai efektif dalam mengatasi ruang dan jarak juga bisa mengoptimalkan kreativitas dalam pembelajaran, dibalik semua itu juga menuai banyak kontra seperti yang dialami pelajar maupun mahasiswa  dan merasa diberatkan karena diberi banyak tugas sehingga jarang sekali punya waktu luang untuk berdialog dengan keluarga secara intens. Selain itu hambatan yang dilalui tenaga pengajar juga cukup rumit dengan banyaknya tugas yang dikirim peserta didiknya terlalu menumpuk.
Belum lagi dengan tenaga pendidik senior yang masig bekajar mengoperasikan platform daring, dan orangtua dari peserta didik juga banyak yang mengeluh karena anaknya terlalu larut dalam penggunaan gadget karena tugas yang diberikan tidak sedikit, sehingga bisa mengganggu psikologi anak. Berbeda dengan proses belajar tatap muka, dinilai lebih efektif apalagi dalam pembelajaran yang sifatnya harus dengan praktik, walaupun harus pergi pagi pulang sore tetapi peserta didik lebih paham materi yang disampaikan dan juga tidak bosan karena bisa berinteraksi dengan lingkungan sebaya.
Dalam hal yang demikian, kesiapan pendidikan dalam menghadapi pandemic perlu dipertanyakan, banyaknya kebijakan yang berubah sejak adanya kebijakan PSBB. Kebijakan tersebut memberikan nilai dan norma baru kepada masyarakat saat ini. Nilai dan norma tersebut dapat dilihat dari adanya sosialisasi mengenai budaya 3M (Mencuci tangan, Menjaga jarak, Memakai masker). Budaya ini akan terus disosialisasikan didalam pendidikan New Normal untuk mengurangi paparan penyebaran Covid-19.
Budaya 3M tersebut seakan menjadi budaya yang dominan saat ini, turunnya kebijakan PSBB menurunkan budaya 3M. dari penjelasan tersebut, maka fenomena tersebut akan relevan dikaji dengan menggunakan pemikiran Pierre Bourdieu tentang Reproduksi.
Pierre Felix Bourdieu lahir di Prancis Selatan Pada 1 Agustus  dan meninggal pada 23 Januari 2002 di Prancis dalam usia 71 tahun. Beliau adalah salah satu tokoh sosiologi kultural yang mendalami berkecimpung dalam bidang pendidikan. Bourdieu masuk sekolajh prestisius di Paris, Ecole Normale Superieure tetapi beliau menolak untuk membuat tesis. Dikarenakan beliau keberatan dengan kualitas pendidikannya yang dianggapnya biasa saja serta keberatan terhadap struktur sekolah yang otoriter.
Pierre Bourdieu mengemukakan teori reproduksi sosial, yang kemudian dikerucutkan menjadi reproduksi budaya. Inti dari pemikirannya adalah teori reproduksi menjelaskan adanya pelanggengan kekuatan sosial, budaya dan ekonomi kelas dominan untuk memegang dan mempertahankan kekuasaannya dimasyarakat. Salah satu mekanisme reproduksi tersebut melalui sekolah dan kurikulum yang justru mereproduksi ketidak adilan sosial dan kelas-kelas yang berkuasa mempertahankan budayanya yang dominan melalui adanya sistem.
Tetapi dalam teori Marshall disini akan difokuskan mengenai reproduksi budaya. Dimana dalam tatanan New Normal ini sistem sekolah bisa saja menjalankan pembelajaran tatap muka secara offline dengan cara menjalankan teori reproduksi budaya oleh teori Marshall yaitu dengan budaya 3M (Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Memakai Maker) guna terwujudnya kembali pembelajaran tatap muka tetapi tetap mematuhi budaya yang ditanamkan .
Sumber :Â
Hidayat, Rakhmat. (2011). Pengantar Sosiologi Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Â