Mohon tunggu...
filza zuan nabila
filza zuan nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - ums arabic debater

🗣️ UMS Arabic debaters 🗣️ MC_ speaker_ teaching 📝 Writer 📚 Ilmu Al-Qur'an dan tafsir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu dalam Diam

13 Desember 2024   16:20 Diperbarui: 13 Desember 2024   16:20 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah rembulan yang malu,

Kupintal rindu dalam bayang semu.

Bintang menari, membisikkan namamu,

Angin menyapa, membawa hangat yang semu.

Jejak langkah di jalan sunyi,

Adalah cerita yang tak pernah mati.

Meski jarak menyulam sepi,

Hati tetap setia menjaga janji.

Waktu berlari dalam bayang fajar,

Rindu tumbuh di hati yang tegar.

Tak perlu kata, tak perlu bicara,

Diam ini sudah bercerita segalanya.

Malam merangkai doaku yang tulus,

Semoga engkau mendengar, meski tak terucap jelas.

Karena cinta adalah puisi tanpa suara,

Yang hidup di dalam h

ati setiap manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun