Mohon tunggu...
Nabila Maulida Ubaidillah
Nabila Maulida Ubaidillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Univerias Suryakancana

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) di salah satu Universitas swasta di Cianjur, hobi saya memasak dan traveling.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Pada Mahasiswa

8 Januari 2025   05:03 Diperbarui: 8 Januari 2025   05:11 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
             

            Seseorang dengan kepribadian normal dan sehat mental menunjukkan tingkah laku yang sesuai dengan harapan masyarakat (Kartono, 1989). Kesehatan adalah keadaan optimal di mana seseorang dapat mengembangkan potensi dirinya secara maksimal, menghadapi tantangan hidup dengan baik, dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. Sesuai dengan definisi WHO, kesehatan bukan hanya tentang tidak sakit, tetapi juga tentang kemampuan seseorang untuk mencapai kesejahteraan secara menyeluruh, termasuk kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan berkontribusi pada masyarakat

            Stigma kesehatan mental di Indonesia masih dianggap tabu, sehingga banyak masyarakat yang belum peduli akan kesehatan mental pada dirinya sendiri. Hasil survei kesehatan tahun 2018 mengungkap fakta mengejutkan: 7 dari 1000 penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat, meningkat tajam dari tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan kesehatan mental masih rendah (Depkes, 2018). Dapat dikatakan bahwa, angka yang diperoleh dalam kesadaran akan kesehatan mental masih tergolong rendah.

            Minimnya literasi mengenai kesehatan mental, ditambah dengan kurangnya kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, menjadi penyebab utama stigma negatif terhadap gangguan jiwa. Berbagai pihak mulai memperhatikan masalah kesehatan mental. Sungguh disayangkan bahwa masih ada beberapa kekeliruan tentang apa yang dipikirkan orang tentang kesehatan mental. Banyak masyarakat terus mengaitkan gangguan kejiwaan dengan kesehatan mental. Pemahaman dan perspektif orang awam ini seringkali mendukung pentingnya kesehatan mental, membuat diskusi tentangnya menjadi tabu. Akibatnya, orang yang mengalami gangguan mental seringkali dikucilkan dan dianggap berbeda. Masyarakat perlu lebih peduli pada kesehatan mental, karena sama pentingnya dengan kesehatan fisik. 

            Dilihat dari situs Kemendikbud.go.id, gangguan mental paling sering terjadi pada usia 18 hingga 25 tahun. Sebanyak 64,8% orang mengalami kecemasan, dan 61,5% orang mengalami depresi. Gejala yang sering muncul adalah rasa cemas, sedih berkepanjangan, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, dan kesulitan berinteraksi dengan orang lain. Mayoritas umur siswa dikaitkan dengan umur yang mendominasi gangguan mental tersebut.

            Seseorang yang sedang menjalani proses peralihan menuju fase dewasa disebut sebagai mahasiswa, yang mungkin menyebabkan ketakutan serta dampak emosional lainnya. Maka dari itu, fakta bahwa ada perbedaan dalam keadaan dan kebutuhan antara masa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan masa kuliah. Kejutan ini dapat menyebabkan banyak dampak emosional.

            Mahasiswa yang mengalami gangguan kesehatan mental tidak jarang memilih mengakhiri hidupnya. Tahun 2020, seorang dari perguruan tinggi swasta di Yogyakarta memutuskan untuk bunuh diri. Polisi setempat mengatakan bahwa mahasiswa itu meninggal karena depresi karena tugas skripsinya. Data ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan mental mahasisawa.

            Selain menghadapi tantangan akademik, mahasiswa juga harus beradaptasi dengan perubahan drastis dalam kehidupan sosial akibat pandemi. Peralihan ke pembelajaran online telah mengisolasi banyak mahasiswa dan memicu perasaan kesepian serta kecemasan. Sebagian mahasiswa mengalami stres sebagai akibat dari perubahan yang tiba-tiba tersebut. Ditambah lagi, mahasiswa tidak memiliki banyak waktu untuk berolahraga.

            Dengan memperhatikan beberapa hal penting, hadirnya gangguan mental dapat diantisipasi atau diperbaiki. Pertama, membuat agenda keseharian. Kedua, buat skala prioritas rencana tujuan. Ketiga, jika Anda merasa stres, berkomunikasi dengan orang lain atau meminta bantuan. Keempat, rencanakan kegiatan sehingga ada waktu santai dan waktu pribadi. Kelima, rencanakan secara bertahap dan catat langkah-langkahnya agar kegiatan yang ingin dilakukan tidak menjadi beban. Keenam, untuk menenangkan diri dan mencari solusi untuk masalah Anda, temui psikolog atau psikiater.

            Individu dengan kesehatan mental yang baik cenderung memiliki hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan teman, serta lebih produktif dalam bekerja atau belajar. Mereka juga lebih mampu mengatasi stres dan tantangan hidup. Oleh karena itu, mahasiswa perlu memprioritaskan kesehatan mental mereka agar dapat mencapai potensi penuh mereka dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

 Penulis: Nabila Maulida Ubaidillah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun