Mohon tunggu...
Nabila Marwa Nurhadi
Nabila Marwa Nurhadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student

A Second-year college student of Journalism at Padjadjaran University with an interest in writing

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memeriahkan Bulan Suci Ramadan Dengan Tradisi Unik di Jatinangor

23 April 2022   23:36 Diperbarui: 24 April 2022   09:48 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan yang Membangunkan Sahur di Jatinangor. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Bila berkunjung ke beberapa wilayah di Indonesia, pastinya sudah tidak asing lagi dengan tradisi membangunkan sahur ketika memasuki bulan Ramadan. Tradisi membangunkan sahur ini menjadi salah satu wujud kebersamaan masyarakat. Tidak hanya itu, tradisi ini juga menjadi kegiatan yang turut memeriahkan bulan suci Ramadan.

Di daerah Jatinangor, tradisi membangunkan sahur masih dilestarikan. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh rombongan yang akan berkeliling dari satu jalan ke jalan lainnya, seperti dari Jalan GKPN hingga Jalan Caringin. Dalam rombongan tersebut berbagai golongan usia ikut tergabung didalamnya mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Ketika memasuki waktu sahur, rombongan tersebut akan membunyikan beduk atau kentongan secara bersama sembari menyanyikan lagu atau berteriak "Sahur...sahur!" dengan lantang untuk membangunkan warga sekitar.

Kegiatan ini biasanya berlangsung mulai dari pukul 02.00 WIB hingga pukul 03.15 WIB. Walaupun terkesan bising dan menganggu waktu tidur, di daerah Jatinangor tradisi ini disambut dengan baik oleh warga sekitar. Bahkan tak jarang pula ditemukan warga yang keluar rumah untuk menyaksikan kegiatan tersebut.

Tradisi membangunkan sahur menjadi kegiatan yang cukup dirindukan ketika bulan suci Ramadan telah usai. Pada bulan suci tahun lalu, munculnya pandemi covid-19 menyebabkan pemerintah menerapkan kebijakan lockdown yang mengakibatkan kegiatan masyarakat menjadi lebih terbatas. Sehingga kegiatan membangunkan sahur ini terpaksa ditiadakan. Akan tetapi, Seiring dengan menurunnya kasus virus covid-19, pada bulan suci tahun ini masyarakat berkesempatan untuk melaksanakan kembali tradisi tersebut.

Tradisi ini memiliki sebutan yang beragam dan berbeda-beda di setiap daerah. Misalnya, di daerah Jakarta tradisi ini dikenal dengan Ngarak Beduk atau Beduk Sahur, kemudian di daerah Sulawesi Tengah dikenal dengan Dengo-Dengo, selain itu di daerah Jawa Barat tradisi ini dikenal dengan Ubrug-Ubrug. Walaupun memiliki sebutan yang berbeda, tujuan dari tradisi ini tetap sama yaitu membangunkan warga sekitar agar tidak melewatkan waktu sahur.

Tradisi membangunkan sahur membantu menanamkan nilai gotong royong sehingga dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dalam masyarakat. Namun, sangat disayangkan tradisi ini mulai pudar di beberapa daerah seiring dengan munculnya peraturan yang mengatur tentang larangan membuat gaduh di malam hari. Meski begitu, tradisi ini menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat karena hanya dapat dinikmati saat bulan suci Ramadan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun