Indonesia merupakan negara berkembang yang pertumbuhannya sangat cepat dari peringkat ke-40 ekonomi dunia pada tahun 1970 melesat menjadi peringkat ke-16 pada tahun 2023. Pencapaian ini menunjukkan seberapa besarnya ekonomi kita bisa tumbuh. Namun dibalik sisi positif ini apakah pertumbuhan kita sebenarnya cukup cepat untuk keluar dari jebakan middle income trap? Sebelum itu kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu middle income trap.
Middle Income trap (MIT) adalah situasi dimana sebuah negara selamanya terjebak didalam kategori negara berkembang hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi terlambat dalam memanfaatkan bonus demografi yang hanya terjadi sekali dalam negara modern dengan rentang waktu yang bervariasi
Ada berbagai kasus di negara-negara lain yang sudah keluar jebakan Middle Income Trap seperti Negara Empat Macan Asia yaitu Taiwan, Korea Selatan, Hongkong, dan Singapura. Namun sebaliknya juga ada yang sudah masuk ke dalam jebakan ini seperti Negara-negara di Amerika Latin yang terkenal dengan stagnasi pertumbuhan mereka.
Besarnya pertumbuhan suatu ekonomi secara kuantitas bukanlah suatu skala yang baik untuk mengukur potensi middle income trap tetapi melalui pertumbuhan ekonomi secara persentase (real GDP growth) disertai dengan data pertumbuhan populasi, kita bisa mengukur bertambahnya kekayaan rata-rata penduduk sehingga bisa menentukan apakah suatu negara berpotensi keluar atau masuk ke dalam jebakan negara berpenghasilan menengah.
Berdasarkan penjelasan diatas, kita bisa lihat pertumbuhan Ekonomi Indonesia dewasa ini selalu di kisaran rata-rata 5% yang artinya sudah berada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia di angka 3%. Perbedaan ini menunjukkan bahwa Indonesia secara relatif terhadap dunia, ekonominya semakin membesar.
Pertumbuhan populasi seiring dengan tumbuhnya ekonomi juga harus kita ukur dengan cermat agar bisa melihat kekayaan rata-rata suatu penduduk apakah sudah cukup bertambah dengan GDP growth kita sekarang? Perlu kita ketahui Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan populasi yang sangat besar dan cepat, hanya dalam hitungan generasi sekitar hampir 80 tahun semenjak hari kemerdekaan, dari 65 juta jiwa pada tahun 1945 menjadi 280 juta jiwa pada tahun 2024 negara kita artinya sudah bertumbuh 4 kali lipat semenjak itu, apabila kita bandingkan dengan Negara maju seperti negara Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dll. Kebanyakan hanya bertumbuh 2 kali lipat atau bahkan kurang dari itu pada rentang waktu yang sama. Perbedaan ini juga menunjukkan walaupun negara kita populasi dan ekonominya sudah bertumbuh eksponensial dibanding dengan negara maju yang pertumbuhan ekonominya lebih rendah tetapi mereka dengan pertumbuhan populasinya yang lebih stabil mereka dapat lebih bisa menumbuhkan rata-rata GDP Per Kapita (rata-rata kekayaan penduduk) mereka yang sudah relatif tinggi semakin bertumbuh meninggalkan negara yang tertinggal.
Apakah negara Indonesia merupakan negara yang tertinggal tersebut? Kabar baiknya sejauh ini negara kita sudah mampu mengejar ketertinggalan ini mempersempit perbedaan kekayaan penduduk kita dengan negara-negara maju. Kita bisa membandingkan perbedaan PPP Per Capita Growth antara Indonesia dengan Negara Amerika yang terkenal dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan cepat dibanding sesama negara maju lainnya dimana pada tahun 1990 perbedaannya 8 kali lipat (23,650/2.920) sedangkan pada tahun 2023 sudah berkurang menjadi 5,4 kali lipat (82,190/15,210) karena Indonesia selama masa itu memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi dari Amerika Serikat yang memperlihatkan Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu negara maju apabila trend ini terus berlanjut.
Pertumbuhan dan trend itu tentunya sangat berkaitan erat dengan jumlah presentase penduduk usia produktif kita yang semakin meningkat, dimana pada masa sekarang 2024 hingga beberapa tahun lagi merupakan masa keemasan puncak jumlah populasi kita, peristiwa ini sudah dialami negara-negara seperti Jepang pada tahun 1970, Korsel tahun 1980, dan China tahun 2000 dimana mereka kala itu bertumbuh dengan kecepatan yang sangat luar biasa dan berhasil masuk menjadi negara dengan berpenghasilan tinggi. Peluang ini hanya terjadi satu kali dan terjadi dalam rentang waktu yang terbatas dalam suatu negara sehingga menjadi sebuah desakan genting bagi kita semua dari pihak pemerintah maupun masyarakat.
Perubahan secara cepat sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan ini, mulai dari edukasi yang mapan, fasilitas keselahatan yang mumpuni, dan lembaga pemerintahan yang bersih. Melihat contoh dari negara-negara yang berhasil maju, kita bisa terus mengimplementasikan perdagangan bebas aktif yang sudah dilakukan lebih baik lagi, memperbanyak investasi dari dalam maupun luar negeri untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kita, pemerintahan yang tidak terjerumus kedalam  korupsi yang bisa menjamin masyarakatnya akan kestabilitasan politik, dan tetap cermat dalam dunia internasional dalam bekerjasama bukan untuk mencari konflik.
Indonesia merupakan negara dengan potensi yang sangat besar dipanggung dunia internasional, kita diprediksi akan menjadi negara dengan berpenghasilan tinggi dan ekonomi terbesar ke-4 dunia pada tahun 2045 dengan jumlah penduduk lebih dari 320 juta jiwa. Kita sebagai Masyarakat Indonesia harus menyadari potensi yang bisa kita raih apabila sudah mengambil langkah yang bijak mulai saat ini,.Gerakan ini harus dilakukan secara kolektif untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H