Mohon tunggu...
NBL
NBL Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hujan terasa lebih menyenangkan bukan?

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sosok Misterius

7 Februari 2024   14:54 Diperbarui: 7 Februari 2024   15:06 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahendra Putra Wicaksana atau orang-orang sering memanggilnya dengan nama "Cecep", itu adalah nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku pada anak semata wayangnya ini. Aku merupakan seorang anak petani yang kini tinggal di desa yang cukup jauh dari kota. Perjalanan dari desa menuju ke tempat sekolah itu juga cukup jauh, karena memerlukan waktu selama 30 menit hanya dengan berjalan kaki saja. Di desa kami terdapat sebuah mitos yang terkenal sampai sekarang. Dimana ada sebuah hutan yang konon dulunya sempat terjadi sebuah hal yang menggegerkan warga. Hal ini membuat kebanyakan warga untuk memilih tidak pernah berurusan dengan hutan tersebut.

*****

"Tang, oper bolanya" Ucapku berteriak keras padanya sambil terus berlari dan menyesuaikan langkahku untuk menyamainya.


            "Cep,terima!" Teriak Tatang kepadaku dan segera dia melemparkan bola itu padaku dengan tendangannya yang menakjubkan.

Aku segera menerima bola itu dan segera kugunakan tendangan pamungkasku dan Whooooshh..... Tanpa disangka bola itu melambung jauh di atas kami, hingga terlihat ia mendarat di sebuah kawasan yang sama sekali tidak kami harapkan. Yaitu, Hutan Sriawung.

"Kamu gimana sih Cep!" Gerutu Tatang dan teman-teman yang lain dengan kesal.
Aku juga ikut mendengus kesal

"Huh...Apasih".

"Sana ambil..Awas aja sampe bolanya ilang. Nanti kulaporin sama bapakku" Ucap Tatang dengan muka masamnya yang terus mengomeliku untuk segera mengambil bolanya itu. Aku memutar bola mataku kesal.

"Iya iya.. Aku ambil" Ucapku kesal dan berhenti sejenak mengamati hutan itu.

"Kamu takut ya??" Ejek Tatang dengan muka sombongnya yang sungguh ingin ku tonjok saat itu juga.

 "G-Ga siapa bilang?" Ucapku berusaha menyangkalnya. "Yaudah, kalo gitu cepet sana ambil bolanya". Aku berdecak kesal dan mengehela nafas dalam-dalam lalu mulai masuk ke dalam hutan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun