Mohon tunggu...
Nabila Iskifandri Erinanda
Nabila Iskifandri Erinanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pancasakti Tegal

Saya Iski,saya mahasiswa dari Universitas Pancasakti Tegal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Design Thinking dalam Konteks Perubahan Digital: Menjawab Tantangan Abad ke-21

6 Juli 2024   10:50 Diperbarui: 6 Juli 2024   11:06 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.gamelab.id/uploads/news/berita-737-design-thinking-20210618-091435.jpg

Di era digital yang terus berkembang dengan cepat, Design Thinking bukan lagi sekadar metode, tetapi merupakan filosofi yang mendasar bagi perusahaan dan organisasi yang ingin tetap relevan dan kompetitif. Tantangan abad ke-21, seperti revolusi industri 4.0, globalisasi yang semakin terintegrasi, dan perubahan dalam perilaku konsumen yang didorong oleh teknologi, menuntut pendekatan inovatif yang dapat mengatasi kompleksitas dan ketidakpastian.

Design Thinking menawarkan pendekatan yang terstruktur dan kreatif untuk menanggapi perubahan digital ini. Dengan fokus pada pemahaman mendalam terhadap pengguna akhir dan konteks pasar yang berubah dengan cepat, perusahaan dapat merancang produk dan layanan yang tidak hanya relevan tetapi juga memenuhi ekspektasi pengguna modern.

Salah satu keunggulan utama Design Thinking dalam konteks digital adalah kemampuannya untuk mempromosikan kolaborasi lintas fungsi dan departemen. Ini menciptakan lingkungan di mana ide-ide baru dapat muncul dari perspektif yang berbeda-beda, memperkaya proses inovasi dan menghasilkan solusi yang lebih holistik.

Selain itu, Design Thinking mendorong perusahaan untuk mengadopsi sikap yang lebih adaptif terhadap perubahan. Dalam dunia digital yang cepat berubah, inovasi bukanlah sekadar tentang menciptakan produk baru, tetapi juga tentang memahami bagaimana teknologi dapat diintegrasikan untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan pengalaman pengguna, dan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.

Namun, untuk berhasil menerapkan Design Thinking dalam konteks perubahan digital, perusahaan harus siap untuk menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah perlunya investasi dalam teknologi dan infrastruktur yang mendukung proses inovasi berkelanjutan. Selain itu, budaya organisasi yang terbuka terhadap eksperimen, kegagalan, dan pembelajaran juga merupakan faktor kunci dalam mengubah ide menjadi solusi yang berhasil.

Dalam kesimpulannya, Design Thinking merupakan pendekatan yang sangat relevan dan kuat dalam menghadapi tantangan abad ke-21 yang dihadapi oleh perusahaan dan organisasi di era digital ini. Dengan fokus pada inovasi berbasis pengguna, kolaborasi lintas fungsi, dan adaptasi terhadap perubahan teknologi, Design Thinking tidak hanya membantu perusahaan untuk bertahan dalam persaingan global yang sengit, tetapi juga memimpin jalan menuju keunggulan inovatif yang berkelanjutan.

Pendidikan vokasi di Indonesia menghadapi tantangan signifikan terkait kualitas SDM yang dihasilkan dan tingginya tingkat pengangguran di kalangan lulusan SMK. Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas SDM adalah melalui inovasi dalam proses pembelajaran, khususnya dengan menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan secara mendalam mengenai implementasi STEM sebagai pendekatan pembelajaran inovatif dalam konteks pendidikan vokasi atau SMK. Metode penelitian yang digunakan meliputi studi literatur terhadap berbagai referensi dan hasil penelitian terkait, serta diskusi kelompok untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pendekatan pembelajaran STEM telah berhasil diadopsi baik di dalam maupun luar negeri; (2) STEM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa; (3) STEM membantu guru dalam menyusun pembelajaran yang menarik dan menantang; (4) STEM dapat diintegrasikan dengan model pembelajaran seperti Project Based Learning, Problem Based Learning, dan pembelajaran kooperatif; (5) STEM mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan secara lebih efektif; (6) STEM sesuai dengan kebutuhan pembelajaran abad ke-21; (7) STEM dapat diterapkan dalam konteks Era Merdeka Belajar.  

Daftar Referensi

  • Nasution, R. A., & Akbar, P. F. (2020). "Design Thinking untuk Transformasi Digital di Perusahaan Indonesia." Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, 5(3), 45-55.
  • Susanto, A., & Wijaya, M. (2018). "Implementasi Design Thinking di Start-up Indonesia." Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, 10(1), 21-32.
  • Prasetyo, Z. K., & Nurhadi, E. (2020). "Penerapan Pembelajaran Berbasis STEM untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK di Era Digital." Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 13(1), 15-27.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun