Mohon tunggu...
Nabilah Salma Tsurayya
Nabilah Salma Tsurayya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga PGMI 21104080028

Nabilah Salma Tsurayya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Vladimir Putin Kembali Menangkan Pemilu di Rusia: Jabatan yang Kelima dalam Sorotan Publik Internasional

18 Maret 2024   13:22 Diperbarui: 18 Maret 2024   13:26 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Youtube @guardiannews

Pemilihan Presiden Rusia yang telah digelar selama 3 hari mulai tanggal 15 hingga 17 Maret 2024 menghadirkan Putin sebagai pemenang pemilihan umum. Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah berhasil memenangkan pemilihan presiden Rusia untuk yang kelima kalinya, memperpanjang pemerintahannya yang telah berkuasa selama dua dekade. Dengan kemenangan ini, Putin akan memimpin Rusia hingga 2030, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemimpin paling berpengaruh di dunia. Namun, kemenangan ini juga menimbulkan pertanyaan kritis tentang demokrasi dan kebutuhan akan pemilihan umum yang adil dan transparan.

Dalam pemilihan yang diawasi ketat, Komisi Pemilihan Rusia mengumumkan bahwa Putin memperoleh lebih dari 70% suara, sebuah margin yang besar dibandingkan dengan pesaingnya. Di ibu kota Moskow yang mana sentimen oposisi biasanya tersebar luas, Putin berhasil memenangkan 88,8% suara setelah 70% surat suara dihitung, kantor berita pemerintah RIA Novosti melaporkan pada Minggu malam tanggal 17 Maret 2024.  Pemilihan ini telah menjadi sorotan publik internasional, terutama karena sejumlah peristiwa kontroversial yang mengiringi proses pemilihan.

Kontroversi seputar pemilu:

1. Keterbatasan Persaingan: Sejumlah kritikus menyoroti kurangnya persaingan yang sehat dalam pemilihan tersebut. Selain Putin ada tiga kandidat calon presiden yang mana ketiganya sama-sama krotroversial. Pertama, Leonid Slutsky, seorang konservatif nasionalis, dia merupakan seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat Liberal Rusia (LDPR), telah menghadapi berbagai tuduhan pelecehan seksual dan masuk dalam daftar sanksi internasional sejak tahun 2014.

Kandidat kedua dari Partai Komunis Nikolai Kharitonov yang bahkan telah berada dalam daftar sanksi Barat sejak tahun 2022. Kandidat terakhir Vladislav Davankov, seorang pengusaha dari partai yang baru didirikan, yang memiliki perwakilan kecil di majelis rendah parlemen Rusia. Sedangkan penantang Putin yang sebenarnya, Alexei Navalny, meninggal di penjara dengan keamanan tinggi pada bulan Februari.

2. Kontrol Media: Ada tuduhan bahwa media Rusia dikendalikan secara ketat oleh pemerintah, membatasi akses informasi yang objektif kepada pemilih.

3. Tuduhan Kecurangan: Meskipun pemerintah Rusia membantahnya, terdapat laporan dan tuduhan dari berbagai pihak tentang kecurangan dan manipulasi dalam proses pemilihan.

Reaksi terhadap kemenangan Putin dalam pemilihan ini beragam. Beberapa negara dan organisasi internasional menyambutnya dengan hati terbuka, sementara yang lain mengekspresikan keprihatinan mereka terhadap proses pemilihan dan kondisi demokrasi di Rusia.

1. Pujian dan Pengakuan: Beberapa negara, terutama mereka yang memiliki hubungan dekat dengan Rusia, memberikan pengakuan terhadap kemenangan Putin dan berharap untuk kerja sama yang lebih baik di masa depan.

2. Kritik dan Tantangan: Negara-negara Barat dan sejumlah organisasi internasional mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap transparansi dan adilnya proses pemilihan, menyerukan reformasi demokratis di Rusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun