Mohon tunggu...
Nabilah Maulidiyah Amri
Nabilah Maulidiyah Amri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa dari program studi Bahasa Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita dari Laut : Nyadran dan Warisan Budaya Sidoarjo yang Tak Terlupakan

16 Desember 2024   19:24 Diperbarui: 16 Desember 2024   19:24 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernahkah kalian mendengar tradisi nyadran? atau bahkan belum mendengar dan mengetahui apa itu tradisi nyadran? di Desa Balongdowo, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo tradisi  ini masih rutin dilakukan setiap menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW dan bulan Ramadhan. Warga desa Balongdowo melaksanakan ritual ini dengan tujuan untuk menghormati dan mengenang roh leluhur agar senantiasa diberikan kelimpahan kupang.

Ritual ini dilakukan dengan pergi ke makam Dewi Sekardadu yang berada di Kepetingan, Sawohan, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo dengan menggunakan perahu, sesampainya di makam Dewi Sekardadu lalu mereka melakukan do'a bersama dan melempar ayam ke laut. Tradisi ini diikuti dari berbagai kalangan, baik dari kalangan orang tua, anak-anak, dan juga para pemuda.

Tradisi Nyadran ini kaya akan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, bagaimana tidak Nyadran menjadi ajang berkumpulnya warga, hal ini bisa terlihat ketika para warga desa Balongdowo secara bersama menaiki perahu menuju tempat ritual. Dengan demikian, terciptanya rasa kekeluargaan yang kental antar warga.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tradisi Nyadran telah tercampur dengan budaya anak muda saat ini, yaitu meramaikan Nyadran dengan mengadakan perlombaan sound system. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tradisi tersebut tetap dijaga, elemen modern juga diintegrasikan untuk menarik minat generasi muda dan menciptakan suasana yang lebih meriah.

Tantangan bagi tradisi Nyadran adalah bagaimana mempertahankan esensi dan makna dari ritual tersebut di tengah perubahan zaman. Generasi muda sering kali lebih tertarik pada hal-hal modern dan cenderung melupakan akar budaya mereka. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Balongdowo untuk terus mengedukasi generasi muda tentang nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Nyadran.

Dengan demikian, Nyadran bukan hanya sekadar acara rutin tahunan, tetapi merupakan sebuah refleksi dari jati diri masyarakat Balongdowo. Melalui tradisi ini, mereka tidak hanya merayakan kehidupan tetapi juga menghormati masa lalu dan juga sebagai identitas desa Balongdowo. Semoga tradisi ini terus dilestarikan dan menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menjaga kearifan lokal di tengah perubahan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun