Dampak flexing pun berbeda-beda, baik bagi pelaku maupun orang yang melihatnya, hal ini tergantung reaksi individu masing-masing dalam menyikapinya. Bagi diri pelaku flexing atau beberapa orang mungkin merasa lebih percaya diri ketika mereka dapat memamerkan apa yang mereka miliki. Tujuannya secara positif adalah untuk mengapresiasikan hasil dari kerja keras diri sendiri atau memotivasi orang lain bahwa setiap orang bisa mencapai hasil yang baik melalui usaha. Akan tetapi, dampak negatif dari flexing juga dapat membahayakan diri pelaku.
Dampak Negatif Dari Fenomena Flexing
1. Memicu Perbandingan Sosial
Fenomena flexing dapat memicu perasaan tidak memadai dan perbandingan sosial yang merugikan kesejahteraan mental seseorang yang dapat memicu depresi serta kecemasan.
2. Memperburuk Masalah Keuangan
Kehidupan orang flexing akan menjadi semakin konsumtif, mereka akan terus menghabiskan uang mereka dengan membeli barang mewah dan mereka akan sering membeli banyak hal yang dapat mendukung untuk memperoleh kesan tersebut, karena mereka hidup untuk menyenangkan dan mengesankan banyak orang. Sehingga mereka selalu tampil sebagai orang kaya.
3. Kehilangan Jati Diri
Seringkali flexing melibatkan pencitraan pada media sosial yang tidak mencerminkan kehidupan yang sebenarnya. Sehingga menyebabkan seseorang kehilangan jati diri mereka yang sebenarnya.
4. Kurangnya Rasa Empati
Saat seseorang sangat menikmati melakukan flexing, kemungkinan rasa empatinya akan menjadi semakin minim. Karena pelaku flexing tidak memperdulikan orang lain yang sedang kekurangan dan membutuhkan bantuan. Mereka hanya sibuk memamerkan hartanya.
Akan sangat sangat tidak etis dan tidak bermoral jika flexing hanya untuk memuaskan ego pribadi, mencari perhatian dan diakui oleh orang lain. Dengan adanya dampak negatif dari fenomena flexing diharapkan para pelaku flexing sadar apa yang telah diperbuatnya.